Menulis

Menulis

Percaya Medsos = Bodoh

Selebiriti papan atas Ahmad Dhani membuat pernyataan wow. Menurut dia, bangsa Indonesia masih bodoh karena banyak yang menelan mentah-mentah berita di medsos. Dhani menyebut banyak produk medsos yang abal-abal.

"Bangsa kita masih bodoh karena percaya berita media sosial. Yang dipercaya itu berita manipulatif lagi. Itu kan kerjaan tim medsos. Mereka begitu karena dibayar orang yang berduit untuk menjelek-jelekan. Kalau tidak ada duit, ya, tidak bisa," kata Dhani, dalam acara Kabar Petang yang ditayangkan TV One, Rabu, 16 Maret 2016.

Saya tidak suka politik, jadi malas menanggapi rencana Dhani menantang Ahok. Yang menarik adalah hubungan kebodohan suatu bangsa dengan maraknya berita di medsos.

Asal tahu saja, saat ini banyak perusahaan yang membantu klien memenangi pasar. Bisa jadi membuat citra baik, bisa juga menyerang kompetitor dengan hasutan, bahkan hoax.

Media Monitoring, demikian salah satu trend bisnis lumayan baru ini. Mereka terdiri dari pakar IT dan media. Keduanya berkolabirasi "mengendalikan" opini masyarakat terkait sebuah produk (barang, jasa, institusi, parpol, atau manusia secara individu).

Saya sendiri punya beberapa teman eks wartawan yang kerja di media monitoring. Mereka diwajibkan membuat sejumlah berita sesuai pesanan klien. Berita itu disebar ke media-media besar (berharap dimuat) juga dilempar ke medsos.

Saya suka senyum jika melihat netizens heboh akibat pemberitaan medsos. Mereka antusias nge-like, share, bahkan komentar sana-sini. Padahal, berita itu banyak dibumbui intrik. Ujung-ujungnya, ya untuk melayani keinginan klien.

Anda sendiri bagaimana, sudah mampu menyaring produk medsos? Jika belum, ada baiknya belajar ilmu media. Di sana Anda bisa menemukan bahwa pemilihan judul, kalimat, kata, gambar, grafik, video, narasumber, dll, sengaja disetting untuk kepentingan tertentu (bisa positif, bisa negatif).

Coba amati berita harian Kompas dan koran Seputar Indonesia (Sindo) saat memberitakan kinerja pemerintah. Atau TV One dengan Metro TV. Atau Detik dengan Viva. Jika Anda jeli, ada perbedaan mencolok di antara media-media itu.

Bai de we bas we, Anda setuju tidak dengan kutipan Ahmad Dhani? :D

0 Response to "Percaya Medsos = Bodoh"

Post a Comment