Apa yang paling identik dengan dokter? Yup, sebagian besar kita
mungkin menjawab baju putih dan stetoskop. Tapi, apakah setiap yang
berbaju putih dan bawa stetoskop adalah seorang dokter? Jawabnya, belum
tentu.
Dokter gadungan juga berbaju putih dan bawa stetoskop.
Mantri atau perawat kadang bawa stetoskop dan berbaju putih. Jadi, yang
berbaju putih dan bawa stetoskop belum tentu seorang dokter.
Andai setiap yang berbaju putih dan bawa stetoskop disebut dokter, bisa
dipastikan, mayoritas penduduk Indonesia berprofesi sebagai dokter.
Betapa tidak, murid TK dari Sabang sampai Merauke sebagian besar (masih)
bercita-cita ingin jadi dokter smile emotikon
----------------
Menurut kamus KBBI, dokter/dok·ter/ n lulusan pendidikan kedokteran yg ahli dalam hal penyakit dan pengobatannya;
-- anak, dokter yg ahli dl penyakit anak-anak;
-- bedah, dokter ahli bedah;
-- forensik, dokter yg ahli dl penerapan ilmu pengetahuan medis bagi
persoalan hukum pidana dan kejahatan dng menggunakan fakta-fakta medis;
-- gigi, dokter yg mempunyai keahlian dl pengobatan gigi;
-- gula, ahli kimia yg bekerja di laboratorium pabrik gula;
-- hewan, dokter yg ahli dl penyakit hewan;
-- jaga, dokter yg mendapat giliran bertugas atau berpraktik pd hari atau waktu tertentu (pada hari libur, dsb);
-- jawa, dokter lulusan pendidikan kedokteran dl penjajahan Belanda (NIAS, Stovia);
-- jiwa, dokter yg ahli dl penyakit jiwa;
-- mata, dokter yg ahli dl penyakit mata;
-- praktik umum, dokter yg memiliki kemampuan mengobati berbagai penyakit dan melakukan praktik medis untuk umum;
-- pribadi, dokter yg menjalankan praktik bagi perseorangan (keluarga) tertentu;
-- spesialis, dokter yg mengkhususkan keahliannya dl satu macam penyakit;
-- umum, dokter yg belum mendalami keahlian pd jenis penyakit tertentu (bukan spesialis):
Wow, panjang sekali ya penjelasannya. Belum lagi jika kita lihat
perjalanan seseorang agar bisa disebut dokter. Ternyata lama dan penuh
peluh.
Untuk jadi dokter, seseorang harus menyelesaikan
pendidikan di Fakultas Kedokteran selama beberapa tahun terggantung
sistem yang dipakai Universitas tempat Fakultas Kedokteran bernaung.
Di Indonesia, Pendidikan Dokter mengacu pada suatu Kurikulum Inti
Pendidikan Dokter Indonesia (KIPDI). Saat ini, digunakan KIPDI III yang
menggunakan sistem Problem Based Learning.
Pendidikan Dokter di
Indonesia membutuhkan 10 semester untuk menjadi dokter, 7 semester untuk
mendapatkan gelar sarjana (Sarjana Kedokteran/S.Ked) ditambah 3 sampai 4
semester kepaniteraan klinik senior atau ko-asisten (clerkship) di
Rumah Sakit.
Weleh, weleh, weleh, ternyata abot tenan jika kita ingin jadi dokter. Salut buat para dokter.
---------------------
Dari coretan di atas, kita tidak bisa menyebut diri kita atau orang
lain sebagai muslim hanya karena memakai sarung dan serban (mukenah dan
kerudung). Apalagi hanya mengucap assalamualaikum saat akan berjoget
seksi di atas panggung.
Ada banyak detail yang dibutuhkan untuk menyebut seseorang adalah muslim/muslimah.
Lagi-lagi, belajar adalah jawaban utamanya. Mulai dari mengetahui
definisi muslim/muslimah, hingga syarat yang dibutuhkan agar menjadi
muslim/muslimah.
Dokter hanyalah profesi di dunia. Tidak ada
dokter di akhirat. Sebaliknya, muslim adalah "profesi" yang dibutuhkan
tidak hanya di dunia, tapi juga saat bertemu Sang Pengadil di mahkamah
terakhir.
Selamat menimba ilmu
0 Response to "Dokter itu Baju Putih Bawa Stetoskop"
Post a Comment