Menulis

Menulis

Jalan Terjal Menuju Bijak


Di era serba pro-kontra seperti sekarang, kebutuhan akan wisdom (bijaksana) semakin urgent. Coba perhatikan kondisi masyarakat saat ini. Tidak sedikit yang saling hujat, caci maki, bahkan sampai adu fisik.
Mereka yang kecewa dengan kinerja pemerintah, mengutuk habis-habisan sembari sumpah serapah. Sementara yang pro-pemerintah, membela habis-habisan, meski terkadang pemerintah memang kurang bermutu.
Nah, bagi Anda yang ingin menyikapi segala sesuatu dengan jernih, ada baiknya menguasai ilmu wisdom. Berikut petunjuk praktis meraih wisdom seperti diulas Professor Monika Ardelt dari University of Florida.
1. Pengalaman
Biasanya, makin banyak umur, makin melimpah pengalaman hidup seseorang. Membaca, mendengar, melihat, dan mengamati termasuk empat langkah meluaskan pengalaman.

2. Bepergian
Semakin banyak mengunjungi beragam tempat dan bertemu aneka macam manusia dapat membuka pintu lahirnya wisdom.

3. Paham
Orang bijak "menyelam" lebih dalam. Mereka enggan berhenti di area "kulit", tapi masuk hingga ke lapisan paling bawah. Dalam dunia keilmuan, mereka tidak puas hanya tahu What dan How, tapi juga Why.

4. Krisis/Trauma
Beragam masalah berpotensi membuat orang kuat. Ibarat bela diri, semakin sering berlatih/bertarung, semakin powerful.

5. Lingkungan
Dibutuhkan guru (model) agar masalah yang datang jadi "suplemen" menuju wisdom. Bukan sebaliknya, membuat terpuruk hingga putus asa.

6. Meditasi
Wisdom adalah hasil kerja otak/hati/kolbu. Meditasi dibutuhkan untuk menghubungkan (making connections) ilmu dan pengalaman.

7. Toleran/Maklum
Kemampuan mengenali diri sendiri, memaklumi orang/pihak lain, dan membaca lingkungan, menjadi modal untuk menyikapi apa yang terjadi dengan bijak.

Bagaimana, Anda setuju? Semoga makin banyak orang bijak di negeri ini.
Aamiiin

0 Response to "Jalan Terjal Menuju Bijak"

Post a Comment