Menulis

Menulis

Khusus Buat yang Masih Enggan Sholat



Ada banyak alasan mengapa kita menjadi seorang muslim atau muslimah. Satu yang paling umum adalah karena "terpaksa" lantaran lahir dari orangtua yang juga beragama Islam.

Mengapa terpaksa? Karena sebenarnya sebagian kita, jujur, memang tidak menginginkannya.

Hanya gara-gara lingkungan terdekat banyak yang Islam, ya jadinya kurang afdhol kalau kita tidak "pakai sarung" atau "mukenah".

Namun, jika boleh memilih, saya yakin banyak dari kita yang mungkin memeluk agama lain (yang lebih praktis) atau tidak beragama sama sekali.

Ya, sebagian kita punya 1001 alasan masuk akal untuk tidak mengikuti agama yang diwahyukan kepada pria buta huruf dari padang pasir bernama Muhammad SAW.

Di zaman canggih dan serba cepat seperti sekarang, untuk apa sholat? Enak-enak bekerja, olahraga, piknik, shopping, eeee, disuruh berhenti. Cari tempat wudlu lagi.

Pakai sandal antiair, masuk mushola terus gerak-gerak sama komat-kamit kayak gitu. Belum lagi risiko kepleset di toilet atau siksaan bau kaki yang menyengat di sajadah. (asli ruempoooongg...).

Kalau memang fungsinya hanya mengingat Tuhan, sebagian kita mungkin sepakat, cukup dibayangkan di kepala saja. Tidak usah ambil air wudlu, apalagi gerak-gerak dan komat-kamit pakai bahasa Arab (nggak mudeng artine bro).

"Tuhan itu ada. Tuhan itu satu. Dia yang menciptakan jagat raya. Tuhan tidak suka aku berbuat jelek. Ya udin, aku nggak berbuat jelek kecuali diajak atau terpaksa."

Cukup membayangkan itu saja Cak Gem. Cepet. Nggak ribet. Nggak sampai satu menit udah kelar. Jadi nggak harus mengganggu aktivitas sehari-hari. Kita bisa tetap produktif sesuai semangat kabinet Pak Jokowi, kerja, kerja, dan kerja.

Saya yakin banyak dari kita, terutama yang masih malas atau enggan sholat berlogika seperti itu. Bahkan tidak hanya sholat, banyak tata cara Islam lain yang kita anggap kuno dan menyusahkan diri sendiri juga orang lain.

Nah, bagi yang masih berlogika seperti itu, coba perhatikan alur berpikir berikut ini:

Orang yang malas, enggan, bahkan tidak mau ibadah (khususnya sholat) itu seperti orang yang kekenyangan makan ubi rebus.

Ya, ubi alias telo, makanan murah meriah yang bikin perut begah. Padahal pada saat yang bersamaan, dia diundang pesta yang menyuguhkan aneka hidangan superlezat.

Walhasil, karena kekenyangan ubi, orang itu tak lagi bisa menjamah lezatnya menu pesta. (namanya juga kekenyangan, tahu sendiri kan bro gimana rasanya, kadang sampai mau muntah :(

Dia merasa ubi (duniawi) adalah satu-satunya makanan yang ada dalam kehidupan. Padahal, miliaran bahkan triliunan hidangan lezat sejak lama telah disiapkan oleh Sang Maha Kaya.

Sang Pencipta dan Penggenggam kehidupan sejak 1400-an tahun lalu telah menginformasikan hal ini di Surat Al-A'la ayat 7.

"Dan akhirat itu jauh lebih baik (lebih lezat, lebih nikmat, lebih yummi, lebih mak nyus), dan jauh lebih abadi--jika dibanding kenikmatan duniawi."

Masih kurang yakin akhirat itu ada bro? Coba perhatikan sekeliling kita. Berapa banyak sahabat dan kerabat yang telah pergi dan tak pernah kembali.

Salam damai :)

Semoga kita termasuk hamba-hamba yang bisa merasakan lezatnya hidangan setelah mati.

2 Responses to "Khusus Buat yang Masih Enggan Sholat"

  1. wah kalau saya sih sudah rajin sholat dan ngaji tapi terkadang saya agak melalaikan sholat, astagfirullahalazim semoga saya bisa memperbaiki diri amin. kunbal ya gan ke blog saya www.blogdimasanggayuda.blogspot.com

    ReplyDelete