Menulis

Menulis

Saat Warna-warni Kehidupan Muncul di Layar


Kalau ada waktu, coba perhatikan sejenak status Facebook teman-teman. Di situ kita bisa temukan warna-warni kehidupan.

Ada yang senang foto sendiri (nyelfie). Ada yang hobi nampang bareng pasangan atau keluarga. Ada juga yang suka pose di mobil, pesawat, atau tempat-tempat eksotik.

Soal status, nadanya juga macam-macam. Ada yang bersyukur baru hamil anak pertama. Ada juga yang bahagia karena pindahan rumah. Atau justru mengharu biru karena dikhianati pasangan.

Yup, mengamati status Facebook tak ubahnya melihat dunia kecil. Berjuta polah tingkah manusia hadir di depan mata. Warna-warni kehidupan pun terpampang sangat jelas. Dari yang paling bahagia hingga yang hidupnya terpuruk di titik nadir.

Sekadar berbagi, saya punya beberapa teman Facebook yang cuantik, kuaya, rumahnya buagus, mobilnya kueren, suaminya biasa, dan anaknya lucu-lucu. Nyaris tak ada kekurangan.

"Kok suaminya biasa Cak Gem? Maksude sampeyan apa? Jelek gitu?"

Bukan jelek. Maksudnya suami mereka laki-laki. Kalau suaminya perempuan, baru itu ruarrrr biasa, he he :)

Kembali ke laptop. Saya perhatikan status teman-teman yang cantik penuh dengan bunga-bunga nan mewangi. Jauh dari kesusahan, kegelisahan, apalagi putus asa.

Hari ini mereka foto di sebuah resto mewah. Kemarin foto jalan-jalan sama hubby dan kiddy. Minggu kemarin foto habis nyalon. Entah status bahagia apalagi yang akan ditulis besok dan besoknya lagi.

"Luv U my hubby. Tq tuk rumah, mobil, dan perhiasannya. Muachhh."

Kira-kira seperti itulah nada status FB yang kerap muncul di Home saya. Benar-benar nyaris tanpa kesedihan dan air mata.

Di pihak lain, saya juga punya teman-teman yang (mohon maaf) wajahnya pas-pasan, pendidikannya rendah, keluarganya miskin, belum punya pasangan, dan selalu tersakiti. Benar-benar kontras dengan teman-teman saya yang cantik jelita.

Saya kadang merenung, bagaimana rasanya jika ditakdirkan menjadi manusia dengan keadaan "menyedihkan"? Ibaratnya, sejak lahir, DNA-nya memang bermasalah. Di saat banyak orang mengukir prestasi, mereka justru nyungsep di bawah kursi.

Sejak dalam kandungan hidup mereka penuh dengan duka cita. Semakin beranjak dewasa, kesedihan terus berlanjut. Bahkan sampai detik ini, tetap saja masalah datang silih berganti.

Hmmm, betapa berat hari-hari mereka. Ketika teman-teman lain mengumbar kenikmatan, mereka meratapi nasib yang "tidak jelas." Statusisasi FB pun isinya gak karu-karuan.

"Kenapa wajahku susah diatur?"

"Kenapa gak ada yang mau sama aku?"

"Kenapa keluargaku hidupnya melarat?"

"Kenapa orangtuaku gak intelek?"

"Kenapa ekonomiku nyungsep?"

"Kapan aku langsing?"

"Kapan aku ke luar negeri?"

"Kenapa hidupku susah terus?"

"Kenapa aku belum punya anak?"

"Kenapa otakku tulalit?"

"Kenapa kulitku gak putih-putih?"

"Kenapa bulan ini aku gak dapat arisan?"

"Kenapa bisnisku gagal maning?"

"Kenapa dia selingkuh?"

"Lha dalah sepeda siji digondol maling."

"Apa salahku ya Allaaaaaaaaaaah?"

Wow, benar-benar kompleks masalah yang dihadapi. Sampai-sampai bingung apa yang mesti diperbuat.

Dengan tulus ikhlas saya bantu doa semoga yang merasa kurang cakep, tidak kaya, tidak pandai, jomblo, miskin, banyak masalah, dan suka galau diberi kebahagiaan dan keberkahan.

"Bahagia dari Hongkong? Enak orang-orang yang hidupnya nyaman dan kecukupan. Lha kami yang hidup terpuruk ini, tetep aja susah Cak Gem."

Iya saya tahu. Saya bisa merasakan kegalauan Anda. Mohon maaf saya tak bisa membantu banyak. Tapi mungkin coretan saya berjudul "Managing Expectations, Seni Mengelola Keinginan" bisa jadi penyejuk hati. Anda bisa membacanya di wall Facebook saya. Gambarnya tangan kecil membawa kado. Semoga bisa membantu.

Oh ya, satu lagi. Sekadar mengingatkan. Allah tak pernah salah menggambar nasib manusia dari mulai Nabi Adam sampai kiamat. Semua yang diciptakan Allah 100% presisi, pas dengan kadar kiranya.

Karena jika sedikit saja Dia membuat kesalahan, jagat raya pasti hancur lebur karena saling bertabrakan.

Kalau gak percaya, coba pelajari ilmu tata surya. Betapa sempurna sistem ruang angkasa. Meski ada miliaran atau bahkan triliunan benda melayang, mereka taat jalan di orbitnya masing-masing. Jadi, hakikinya tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semuanya By Design.

Mungkin kalimat terakhir ini perlu direnungkan.

"Mencipta, menjaga, dan mengatur triliunan benda angkasa saja Dia bisa, apalagi cuman nulis nasib kita, makhluk kecil berjenis manusia yang jika dilihat dari ketinggian kurang dari 1.000 meter sudah tak terlihat batang hidungnya."

0 Response to "Saat Warna-warni Kehidupan Muncul di Layar"

Post a Comment