Menulis

Menulis

Untuk Saudara-saudaraku yang Haji Tahun Ini (dan yang Belum Berangkat)



Setiap tahun, jutaan umat Islam di seluruh dunia melaksanakan ibadah haji ke Baitullah. Ada banyak motivasi mengapa orang begitu bersemangat ke Tanah Suci. Namun, tiada satu niat pun yang akan Dia terima, kecuali hanya untuk beribadah kepada-Nya.

Jangan ada tempat untuk mencari pujian orang lain. Apalagi mengumbar foto demi mendapatkan komentar bernada sanjungan. Jangan juga ada ruang untuk pelesiran, terlebih memperbanyak belanja seperti acara piknik tahunan.

Haji hanyalah urusan ibadah. Urusan hati antara Anda dengan Dia. Di luar itu, hanyalah aksesoris, pelengkap, atau sekadar peran pembantu.      

Ketika berat melanda, ingatlah saudaraku, itu sejatinya atas izin Allah. Dia ingin tahu sampai di mana tingkat kesabaran dan keikhlasan kita. Jika pemerintah atau biro travel melakukan kesalahan, itu semua hanyalah perantara, sarana untuk mendatangkan ujian bagi Anda.

Yakinlah, seberat-beratnya ibadah haji Anda, masih jauh lebih berat ibadah haji Rosulullah dan para sahabat. Fasilitas, sarana, dan prasarana yang tersedia sekarang ini, jauh lebih baik dibanding yang dirasakan Nabi dan para sahabat. Padahal, bila diukur dari kadar keimanan dan ketakwaan, beliau-beliaulah yang lebih pantas mendapat semua itu.

Tak usah terlalu khawatir dengan kematian, apalagi sekadar lelah, lapar, haus, dan penyakit. Tanah Suci adalah tempat terbaik untuk peristirahatan terakhir. Tiada satu jengkal pun tanah di bumi ini yang lebih suci dan wangi dibanding Haramain.

Di sanalah bersemayam jasad makhluk termulia sepanjang usia jagat raya ini. Juga jenazah para sahabat dan syuhada yang senantiasa menghiasi hidupnya dengan kebaikan, meski dalam balutan penderitaan mental dan fisik.

                                                                   ***  
Kelak jika Anda ditakdirkan bisa kembali ke Tanah Air, tugas Anda belum selesai, bahkan baru saja dimulai. Bagaikan bayi yang baru dilahirkan, Anda berkesempatan menulis lembaran baru yang jauh lebih indah, lepas dari segala keburukan dan kekotoran.

Jika Anda ingin tahu apakah haji Anda mabrur atau tidak, cukup refleksikan diri Anda pada tiga hal ini. Pertama, pastikan biaya ibadah haji Anda dari harta yang halal. Kedua, semua yang Anda lakukan murni niatnya hanya untuk Allah. Ketiga, seluruh tata cara pelaksanaannya berdasarkan sunnah Rosulullah SAW.

Adapun secara kasat mata, Anda bisa mengukur kemabruran haji Anda dengan parameter yang pernah disabdakan Baginda Nabi dalam hadits riwayat Hakim dengan derajat hasan.

“Suka bersedekah dengan cara memberi makan dan memiliki tutur kata yang baik.”

Hadist itu seolah menjelaskan bahwa selama Anda mementingkan urusan Allah dan selalu peduli kepada sesama, maka berbahagialah karena Anda
sedang berjalan menuju surga (InsyaAllah).

Semoga haji Anda semua diterima oleh Allah SWT. Mari kita terangi dunia dengan amalan-amalan sholih. Amal yang tidak hanya membawa kebaikan di akhirat, tapi juga dirasakan manfaatnya oleh semua makhluk.

                                                                     ***
Bagi saudara-saudaraku yang belum pernah menginjakkan kaki di Tanah Suci, apapun alasannya, sungguh Allah akan selalu setia menunggu Anda. Sebagai pemilik Baitullah, Dia tak pernah lelah, apalagi bosan menanti kehadiran Anda.

Saudaraku, tak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Apalagi, kita semua tahu bahwa milik-Nya lah segala yang ada di alam semesta. Mintalah dengan tulus, khusyuk, dan kesungguhan hati.

Jika suatu saat doa Anda akhirnya dikabulkan, jangan sia-siakan anugerah besar itu. Bersujudlah yang lama di Rumah Allah. Mintalah ampunan atas segala dosa, terutama dosa kepada ayah dan ibu tercinta. Meski mereka pernah menyakiti Anda, ingatlah beliau berdualah yang menyebabkan kita hadir di dunia ini.

Jangan lupa juga doakan kaum muslimin yang lain, agar mereka bisa seberuntung Anda. Mintakan ampun atas dosa-dosa dan kesalahan mereka. Sungguh dengan memintakan ampun saudara-saudara muslim, hati kita akan terbebas dari rasa iri, dengki, sakit hati, bahkan dendam.

                                                                        ***
Jika ternyata sampai akhir hayat, Anda tidak pernah ditakdirkan bisa membasahi Tanah Suci dengan air mata, tidak usah merasa kecewa, apalagi putus asa. Sungguh, takdir telah ditulis oleh Allah 50 ribu tahun sebelum jagat raya ini diciptakan.

Kelak, saat berhadap-hadapan dengan Sang Pencipta, Anda bisa dengan lembut dan rendah diri mengatakan:

“Ya Allah. Sungguh aku ingin bisa bersujud di Rumah-Mu. Dan Engkau pun tahu betapa rindunya hati ini bisa towaf bersama jutaan kaum muslimin dari seluruh penjuru negeri. Namun, takdirku tidak sampai ke sana. Maka dari itu, mohon dengan sangat, ampunilah dosa-dosaku, yang telah menghalangiku untuk bisa menjadi tamu-Mu.”

0 Response to "Untuk Saudara-saudaraku yang Haji Tahun Ini (dan yang Belum Berangkat)"

Post a Comment