Menulis

Menulis

Satu Kamera Ratusan Cerita

Saya membeli kamera ini sekira pertengahan tahun 2000, beberapa bulan setelah diterima kerja sebagai wartawan The Indonesian Daily News (IDN).

Kamera Fuji itu harganya Rp. 99.000. Cukup mahal pada zaman itu, apalagi buat kantong wartawan yang gajinya tak lebih dari 1 juta per bulan.

Di luar dugaan, kamera itu ternyata masih ada. Ia tersimpan rapi di rumah seorang sahabat yang kini tinggal di Bangka.

"Cak, kamera sampeyan kerendem banjir. Tak loakno yo?," tulis seorang sahabat di sebuah grup WA beberapa hari lalu.

MasyaAllah. Kamera itu masih ada. Luar biasa. Benar-benar benda bersejarah yang laik dimuseumkan.

"Yo wis gak po po. Tapi sampeyan foto sikik. Ben dadi kenang-kenangan," jawab saya.

Entah berapa kota sudah dikunjungi kamera ini. Seingat saya, ia juga menemani saya ke lima kota di Jepang pada akhir 2001.

Terakhir, kamera ini digunakan sahabat saya untuk liputan Mbah Marijan yang fenomenal pada 2004. Setelah itu, saya tak pernah lagi melihatnya.

Saya tahu coretan ini tidak penting. Tapi, biarkan ia menemani kamera Fuji yang berjajar di bawah ini.

Selamat jalan kameraku. Terima kasih sudah menemaniku merajut ratusan kisah cantik di dunia jurnalistik :) klik


0 Response to "Satu Kamera Ratusan Cerita"

Post a Comment