Bagi Anda seumuran saya, pasti tahu hunkwee. Ya, makanan ringan ini terbuat dari tepung mirip agar-agar. Kalau agar-agar warnanya bening, permukaannya rata, dan teksturnya kenyal. Kalau hunkwee lebih keruh, jemek, dan tidak rata.
Soal rasa, menurut saya, masih enak agar-agar. Hunkwee punya bau khas yang kadang anak-anak enggan melahapnya.
Seingat saya, tahun 1980-an, hunkwee lebih murah daripada agar-agar. Alhasil, banyak ibu-ibu pilih hunkwee daripada agar-agar. Alasannya, apalagi kalau bukan ngirit.
Ibu saya termasuk yang suka beli hunkwee daripada agar-agar. Kenyataan ini membuat saya mirip Sinchan yang benci paprika :D qiqiqi...
"Kok hunkwee lagi sih Bu, bukan agar-agar?" tanya saya keki.
"Adanya hunkwee. Kalau gak mau makan, ya gak usah protes," tegas ibu.
Wah berat. Ingin makan agar-agar gambar walet malah dikasih hunkwee gambar kura-kura. Ya, apa boleh buat. Dimakan aja, meski gak lahap. Kata Om Tukul tombo pingin :D qiqiqi...
Itulah sepenggal kisah anak-anak zaman dulu. Sering kali tak bisa menikmati makanan kesukaan. Faktor ekonomi kadang membuat keinginan beda dengan kenyataan.
Lain halnya anak-anak zaman sekarang. Sukanya makanan impor cepat saji. Dikasih jajan pasar geleng kepala. Dikasih telo, pohong, mbote, bentul, tiwul, gatot, blendung, gembili, nolak mentah-mentah.
"Cuih, makanan apaan nih? Gak enak blas," kata anak-anak alay.
Menurut saya, anak-anak seperti ini harus dibuatkan hunkwee. Tapi, ngomong-ngomong belinya di mana ya? :D
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Kisah Hunkwee Buatan Ibu"
Post a Comment