Menulis

Menulis

Anak Kecil Pacaran? Biasa Aja Keleess!!!


Akhir-akhir ini banyak sekali kejadian anak-anak di bawah usia 17 tahun, bahkan 12 tahun, berani pacaran. Mereka tidak malu memamerkan kemesraannya di depan publik.

Ada juga yang dilaporkan kehilangan virginitas sebelum waktunya. Yang paling ngeri, di antara mereka nekat aborsi yang berujung pada tewasnya janin dan ibunya (na'udzubillahi min dzalik).

Kalau menurut saya, fenomena pacaran di kalangan anak-anak adalah hal wajar. Kenapa? Karena anak-anak sejatinya adalah peniru yang baik. Jadi, apa yang mereka lihat, mereka dengar, mereka baca, akan mereka tiru, meski tak paham definisi dan risikonya.

Berikut beberapa entry point (pintu masuk) yang membuat anak-anak jaman sekarang "terpaksa" melibatkan diri dalam pacaran dini.

TONTONAN
Coba perhatikan sebagian besar tayangan di TV. Rata-rata acaranya berisi tentang how to make love. Baik dari level terendah, sedang, hingga level tertinggi. Intinya, "pacaran itu asyik coy". Atau, "gak punya pacar gak keren".

Bagi kita orang dewasa, membedakan mana yang benar dan yang salah adalah hal mudah. Tapi, bagi anak-anak, yang mereka tahu hanyalah enak dan tidak enak. Keren dan tidak keren.

LAGU
Nyaris sekarang tak ada lagu anak-anak. Kalau pun ada, sama sekali tidak popular. Kekosongan ini memaksa anak-anak mendendangkan lagu orang dewasa, termasuk karya Cak Ariel.

Kabar buruknya, sejumlah teori mengatakan, lagu adalah salah satu media terkuat dalam mempengaruhi alam bawah sadar manusia, terutama anak-anak. Kalau terus-terusan merapal lagu cinta, ehm, ehm, gak heran kan kalau mereka pacaran dini.

TUNTUNAN
Disengaja atau tidak, banyak kita orang dewasa yang justru mengajari anak-anak pacaran dini. Buktinya, banyak buku-buku, bahkan buku pelajaran yang mengarah pada adegan 17 tahun ke atas.

INTERNET
Hidup tanpa internet memang sangat sulit, bahkan nyaris tidak mungkin. Semua orang, termasuk anak-anak, sibuk bergadget ria. Mau tidak mau, informasi apa saja, termasuk how to make love mengalir deras.

Tanpa kontrol ketat, sangat sulit bagi anak-anak bebas dari serangan pacaran dini. Wong yang tua saja banyak yang jebol bentengnya, apalagi si krucil. Iya apa iya?

SIBUK
Kebutuhan hidup yang terus melambung memaksa orangtua sibuk mencari nasi. Bahkan, kalau bisa, suami, istri, kakek, nenek, semua cari uang. Alhasil, anak-anak kehilangan, atau setidaknya kekurangan sentuhan kasih sayang.

Kucing saja bahagia kalau dibelai dan diperhatikan, apalagi anak manusia yang sudah pasti punya pikiran dan perasaan.

ACUH
Yup, gak usah ngelarang-larang. Itu hak media menyiarkan apa saja yang mereka suka. Ustadz, guru, pakar pendidik, kyai, ulama, gak usah banyak omong. Jangan sok suci. Kalau gak suka, gak usah nonton, titik.

Menurut saya, kalimat-kalimat di atas sekilas terdengar benar, tapi sebenarnya itu adalah propaganda mematikan.

Sifat permisif kebablasan inilah yang membuat anak-anak lebih mudah terperosok, terjerumus, bahkan terjerat pacaran dini. Ibarat main bola, tidak ada Paulo Maldini dan Fabio Cannavaro di lini pertahanan.

Bersyukur bagi anak-anak yang orangtuanya terdidik. Mereka dilarang nonton siaran TV gak mutu yang banyak racunnya. Mereka juga disibukkan dengan beragam aktivitas positif yang jauh dari pengaruh negatif.

Namun, bagi anak-anak dari keluarga kurang terdidik, mereka dibiarkan larut dalam pergeseran moral yang menghancurkan masa depan. Kalau sudah begini, tiada kata yang pantas diucapkan selain "selamat datang kehancuran".

So, dari perspektif itu, menurut saya, wajar sekali jika anak-anak banyak yang jadi pelaku pacaran dini. Justru yang tidak wajar adalah saya dan Anda. Ya, saya dan Anda. Kenapa?

Karena kita, yang sudah dewasa, tahu persis anak-anak adalah peniru yang baik. Ironisnya, sebagian besar kita justru sepakat membiarkan diri kita, anak kita, ponakan kita, teman kita, tetangga kita, artis kita, penyanyi kita, media kita, pemerintah kita, bangsa kita, menumbuhkembangkan budaya pacaran.

He he he, jadi siapa yang sebenarnya bersalah? Mikiiirrr!!!
--------

Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita, memberi petunjuk, dan menyelamatkan anak turun kita dari kenistaan dunia akhirat. Aamiiin.

0 Response to "Anak Kecil Pacaran? Biasa Aja Keleess!!!"

Post a Comment