Menulis

Menulis

Duh, Perempuan Ribet Buanget Sih


Apa katamu Nobitaaaa? Perempuan itu ribet buanget? (sambil ngepalin tangan kayak Giant)

Eeiit, mbak-mbak, ibu-ibu, jangan esmosi dulu dengan judul di atas. Saya, sebagai laki-laki dan juga suami, hanya mencoba berbagi informasi tentang cara pandang saya terhadap makhluk ciptaan Allah yang diberi nama "perempuan."

Siapa tahu dengan saling berbagi sudut pandang, Anda sebagai perempuan juga bisa memahami bagaimana cara berpikir kami; laki-laki ataupun para suami.

Lho, setiap laki-laki kan beda Cak Gem. Latar belakang pendidikannya, agamanya, budayanya, sifatnya, hobinya, kebiasaannya, sampai besar-kecil anunya (hus, jangan ngeres. maksude besar kecil pemasukan dan pengeluarannya aka ekonominya :)

Iya, saya paham. Sama seperti perempuan, memang setiap laki-laki diciptakan berbeda. Kalau sama bukan manusia namanya, tapi robot (robot saja beda kode produksinya Cak Gem :)

Meski diciptakan berbeda-beda, namun ada banyak kesamaan karakter pada diri laki-laki. Sekali lagi, banyak karakter, bukan semua karakter.

Misal, kebanyakan laki-laki butuh kurang dari 15 menit untuk berdandan. Bahkan, ada yang tidak sampai lima menit. Itu pun sudah include mandi dan ganti pakaian. (istilahnya mandi bebek).

Sedangkan perempuan, weleh-weleh, kebanyakan butuh waktu lebih lama. Bisa jadi 30 menit adalah waktu minimal exclude mandi dan ganti pakaian.

Tidak heran jika model pakaian dan kosmetik perempuan jauh lebih banyak ketimbang yang diproduksi untuk laki-laki.

Contoh kedua, soal menghadapi masalah keuangan. Ketika dompet menipis dan duit di tabungan berkurang, kaum Hawa biasanya lebih bete ketimbang kaum Adam.

Bagi perempuan, menurunnya angka pemasukan, apalagi terus menerus dalam tiga bulan berturut-turut, sama pentingnya dengan persoalan negara. Istilah kata, amat sangat urgent sekali nemen pol notok. Bahkan kalau diusik, wani gegerane (berani ributnya).

Sedangkan bagi kebanyakan laki-laki, turunnya angka pemasukan tak lebih dari sekadar perjalanan hidup yang mesti dilalui. (pokoknya santai bleeeehh :) Nanti juga ada rejeki lagi.

Berikutnya masalah cinta, hati, dan ranjang. Bagi kebanyakan laki-laki, puncak dari hubungan dengan seorang perempuan atau bahkan lebih adalah "begituan."

Tidak heran jika ada olok-olok, otak laki-laki itu isinya didominasi lambang "love" terbalik. Tahu kan maksudnya apa? he he he :)

Makanya, tak jarang ada istri yang mengeluh suaminya senangnya "to the point." Nggak pakai basa-basi. Nggak perlu ngalor-ngidul. Ibaratnya langsung set, cekemek wal wel. Habis itu, blek sek tidur nyenyak kayak tukang becak.

Di lain pihak, perempuan sangat sakral dengan urusan hati, cinta, dan ranjang. Kebanyakan mereka amat sangat menghargai yang namanya sentuhan, bisikan, pujian, hadiah, pijitan, dan perhatian.

Bagi sebagian besar perempuan, puncak kenikmatan tidak melulu pada "batang", melainkan juga pada akar, daun, bunga, dan buah (he he he, paham kan maksud inyong).

Hop, hop, stop, mandeg, kita berhenti membahas perbedaan karakter kebanyakan laki-laki dan perempuan. Saya kira kita sepakat bahwa laki-laki dan perempuan memang beda. Betul?

Secara kodrati 100% sudah berbeda. Laki-laki tidak bisa hamil dan melahirkan (kecuali direkayasa seperti kasus di Amerika). Sedangkan perempuan bisa hamil dan melahirkan (kecuali maaf, yang memang ditakdirkan tidak bisa punya anak).

Struktur metabolisme laki-laki dan perempuan dari pabriknya sudah beda jauh. Walhasil, menurut mahasiswa kedokteran, jenis dan kadar hormon yang dihasilkan tubuh cowok dan cewek juga berbeda.

Jadi, tidak perlu heran jika ada pasangan suami istri berbeda pendapat, berargumen keras, bahkan sampai bertengkar hebat. Itu karena kedua belah pihak memang berbeda, ditambah mereka tidak mau sabar dalam memahami karakter pasangannya.

Mereka sama-sama berdiri di kaki ego masing-masing. Tidak mau mencoba mengerti dan memahami mengapa pasangannya bisa berlogika, bertindak, dan bersikap seperti itu. Mikiiirrrr?

Saya masih ingat nasihat salah satu guru saya Pak Jiwantoro dari Jogjakarta. Nasihatnya sangat simpel namun punya makna yang begitu dalam.

"Jadilah Pak Tani jika ingin sukses dalam menjalani suatu hubungan," kata Pak Jiwan suatu hari.

Pak Tani tahu benar bagaimana cara memegang ayam, bebek, kucing, bahkan ular.

Ayam paling aman dipegang kaki dan badannya.

Bebek paling aman dipegang lehernya.

Kucing paling aman dipegang kulit leher atasnya.

Kalau ular paling aman dipegang batok kepala bagian belakangnya.

Pertanyaannya, apakah pasangan kita itu ayam, bebek, kucing, atau ular? Maksud saya tipenya, bukan makhluknya (gitu aja sensi bro :)

Nah, kalau mau lebih detail memahami karakter njlimet laki-laki dan perempuan, ada baiknya Anda membaca buku "Men Are from Mars, Women Are From Venus" karya John Gray.

(Waduuh, mesti Cak Gem ini nyuruhnya baca, baca, dan baca. Males Cak Gem. Nggak punya waktu. Ngurus anak, suami, sama cari duit dah remek badan. Belum lagi hubby mintanya gaya macem-macem kalau malem :) Wis gak kober blas pokoknya. Sudah, sampeyan ulas di sini saja. Yang detil ya Cak Gem, please :)

Okay, okay, baiklah mbak-mbak dan ibu-ibu sekalian. Intinya, laki-laki dan perempuan memang banyak bedanya. Jadi, nggak salah dong kalau saya sebagai laki-laki memberi judul artikel ini:

"Duuhh, Kenapa Perempuan Ribet Buanget Sih?"

He he he gotchaaaaa ;)

NB:
Anda boleh share artikel ini. Tapi maaf, kalau bisa jangan nulis komen: "Artikele gak mutu." Atau "Artikele mbencekno ati."

Cheers :)

0 Response to "Duh, Perempuan Ribet Buanget Sih"

Post a Comment