Saya yakin mayoritas laki-laki tak suka dengan perempuan yang ngomelan/cerewet/bawel. Apalagi kalau perempuan itu adalah pasangannya sendiri. Weleh, weleh, iso judek sirah inyong (bisa pusing pala barbie).
Ada salah dikit langsung nyrocos. Ada gak bener dikit langsung njeplak. Ada problem muncul langsung bla, bla, bla. Cemburu dikit wek, wek, wek. Duit kurang wak, wak, wak. Pokoknya tiada hari tanpa ngomel, ngomel, dan ngomel.
Nah, bagi yang masih ngomelan, coba perhatikan kisah Ummu Sulaim, salah satu perempuan bermutu di zaman Nabi Muhammad SAW. Berikut kisahnya.
Suatu hari, Ummu Sulaim ditinggal mati anaknya yang masih kecil. Bagi seorang ibu, tentu musibah ini mengguncang jiwa dan raganya. Namun, Ummu Sulaim mampu tetap tenang dan menjaga sikap.
Kebetulan, saat sang anak meninggal, suami Ummu Sulaim, yaitu Abu Tholhah sedang tidak di rumah. Beliau ada urusan sabilillah yang harus dituntaskan. Saat malam tiba, baru Abu Tholhah pulang ke rumah.
Melihat sang suami letih dan kusut, Ummu Sulaim menyambut dengan hati gembira dan wajah berseri-seri. Ummu Sulaim juga berdandan cantik dan wangi. Makan malam pun beliau siapkan untuk suami tercinta.
"Bagaimana keadaan anak kita," tanya Abu Tholhah pada Ummu Sulaim.
Mendengar pertanyaan itu, Ummu Sulaim tidak panik, menangis, apalagi ngomel.
"Anak kita dalam keadaan tenang suamiku," jawab Ummu Sulaim sembari mempersilakan sang suami mandi dan menikmati makan malam.
Seusai santap malam, Ummu Sulaim mendekati sang suami dan memberikan pelayanan yang indah dan romantis. Sejurus kemudian, suami-istri itu larut dalam buaian cinta nan membara.
Setelah keduanya puas dan tenang, Ummu Sulaim baru menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Dengan kata-kata lembut, beliau berujar, "Bagaimana pendapatmu jika ada suatu kaum meminjamkan sesuatu kepada salah satu keluarga. Lalu mereka meminta pinjaman mereka lagi, apakah tidak dibolehkan untuk diambil?”
Abu Tholhah menjawab, “Tentu mereka boleh mengambilnya.”
Ummu Sulaim lantas berkata, “Bersabarlah suamiku dan berusahalah meraih pahala karena buah hati kita telah meninggal dunia (diambil kembali oleh Sang Pencipta).”
Meski sempat terhenyak, namun Abu Tholhah bisa menerima kematian sang anak. Abu Tholhah pun menceritakan peristiwa itu kepada Baginda Rasulullah SAW.
Nabi kemudian mendo’akan Abu Tholhah, “Semoga Allah memberkahi kalian berdua dalam malam kalian itu.”
Singkat cerita, Ummu Sulaim pun hamil lagi dan dikaruniai buah hati yang sholih-sholihah. Ketenangan, kebaikan, dan kemuliaan akhlak Ummu Sulaim dibadikan di HR. Muslim no. 2144.
Saya yakin ini juga yang dilakukan almarhumah Ainun Habibie kala mendampingi sang suami. Alhasil, Pak Habibie tidak memiliki cinta kepada wanita lain selain sang istri.
Diceritakan di buku dan film Ainun & Habibie, suatu malam, Habibie muda pulang jalan kaki dari kantornya. Meski tinggal di kontrakan sederhana, Ainun tidak mengeluh. Dalam keadaan hamil, beliau tetap memasak dan menyajikan santap malam untuk sang suami. Habibie yang pulang terlambat tidak membuat Ainun ngomel.
Habibie yang melihat Ainun setia menunggunya justru kagum dengan kesabaran dan ketenangan sang istri. Dari sini, cinta Habibie semakin menguat.
"Bagaimana kalau Bu Ainun saat itu tidak bersikap seperti itu. Misalnya Bu Ainun marah-marah karena Pak Habibie terlambat," kata Rosianna Silalahi saat mewawancarai Eyang Habibie.
"Wah bisa kacau. Saya kan keras orangnya. Kalau Bu Ainun marah-marah ya malah kacau," jawab Eyang Habibie sembari tertawa.
Kisah Ummu Sulaim dan Bu Ainun menurut saya sangat pas dengan Sabda Nabi Muhammad SAW di Hadist Bukhori dan Muslim.
"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata baik atau diam."
So, ojo ngomelan yo Mbak, Non, Bu, Tante, Bulik, Budhe, Ning, Nyak. Mewakili kaum laki-laki, saya berkata, "Ngomel tidak menyelesaikan masalah, malah menambah masalah. Daripada ngomel mending baca Alquran, dzikir, doa, atau sholat."
Mugo-mugo tidak ada yang ngomel dengan coretan ini 🙊 qiqiqi.. Peace
✌
.
0 Response to "Hai Perempuan yang Ngomelan, Baca Ini!"
Post a Comment