Menulis

Menulis

Jadi Guru TK Dadakan, Gak Mudah Ya!


Ada satu pesan dari Pendiri sekaligus Direktur Sekolah Alfalah, drg. Wismiarti Tamin (Bu Wismi) kepada semua peserta Pelatihan Pendidikan Orang Tua (PPOT). Pesan itu berbunyi, "Agar ilmu kita bermanfaat, gunakan untuk berkarya. Dengan berkarya, kita akan terus belajar."

Hmmm, indah sekali kata-kata Bu Wismi. Termotivasi ucapan beliau, belum lama ini, saya beranikan diri menerima tawaran guru saya, Ustadz Nugroho untuk mengajar (baca: membangun kecerdasan) anak-anak TK dan Play Group.

Awalnya saya kurang sreg. Maklum, namanya juga minim ilmu. Namun, karena termotivasi jejak Bu Wismi, akhirnya saya terima tawaran Ustadz Nugroho.

Saya coba terapkan ilmu Pelatihan Pendidikan Orang Tua (PPOT) kepada anak-anak usia TK dan PG yang notabene murid Ustadz Nugroho.

Ternyata, oh ternyata, mengajar anak TK dan PG tidak semudah membalik telapak tangan, apalagi buat guru dadakan yang minim pengalaman. Meski mengikuti pelajaran, anak-anak banyak yang pencilakan (pecicilan) ke mana-mana.

Ada anak yang menolak aktivitas menggambar, padahal semua temannya asyik menggoreskan spidol dan crayon. Rupanya dia lebih senang mengamati teman-temannya ketimbang berkarya sendiri.

Ada juga anak yang menutup diri dan sama sekali tidak ingin diintervensi. Mungkin dia takut lihat wajah saya yang lebih mirip wartawan ketimbang guru 🙈 qiqiqi....

Alhamdulillah, meski hanya 1,5 jam, kesempatan mengajar anak-anak membuka mata saya betapa mereka berhak mendapat masa depan yang lebih baik.

Senyum, tawa, dan canda mereka begitu indah. Jadi, sangat tidak manusiawi jika masa depan mereka rusak akibat ucapan dan perbuatan guru, orang tua, serta lingkungan yang minim ilmu.

Seperti kata orang bijak: tidak ada anak yang bersalah. Mereka hanya bertutur dan berbuat seperti apa yang mereka lihat, dengar, dan perhatikan.

Bapak-bapak, ibu-ibu, ayah, bunda, tante, om, kakek, nenek, mas, dan mbak sekalian, atas nama semua anak Indonesia, saya mohon dengan sangat, jangan pernah berucap dan berbuat sesuatu yang membuat anak-anak kehilangan masa depannya.

Anak-anak bukanlah orang dewasa bertubuh mini. Mereka tetaplah anak-anak yang dunianya adalah bermain. Jika kita ingin anak belajar banyak, maka ajari mereka sesuai dunia dan cara berpikir mereka.

Satu lagi, saat kita mulai emosi kepada anak, saat itulah kita sedang kehabisan ilmu.

Semoga kita jadi orangtua dan guru terbaik untuk anak. Aamiiin

0 Response to "Jadi Guru TK Dadakan, Gak Mudah Ya!"

Post a Comment