Menulis

Menulis

Memutus Lingkaran Setan Kebodohan


Bersyukur sekali Anda yang sekarang hidup laik. Cukup makan, cukup tempat tinggal, cukup kendaraan, dan terpenting cukup ilmu. Meski hidup terkadang berat, namun Anda tahu apa yang mesti dilakukan. Dengan doa dan ikhtiyar, insyaAllah masa depan bisa diraih.

Lain halnya dengan wajah sebagian masyarakat Indonesia yang hingga kini terjerat kebodohan. Bapaknya bodoh, ibunya bodoh, lingkungannya bodoh, alhasil, turun temurun generasi yang dilahirkan adalah umat bodoh.

Kulkutuk.com sering menjumpai, bahkan terkadang akrab dengan masyarakat seperti ini. Hari-hari hidup hanya berkutat dengan kebodohan. Tak ada keberanian untuk bertarung melawan nasib. Meski wajahnya  garang, sejatinya mereka penakut. Takut menaklukkan masa depan.

Mereka lebih senang istirahat ketimbang berkeringat. Mereka lebih puas nongkrong ketimbang berjuang. Kalau pun ada keinginan untuk maju, itu hanya sebatas niat. Tak ada pergerakan signifikan.

Siang hari mayoritas waktu digunakan untuk tidur. Malam hari digunakan untuk main catur, gitar, remi, karambol, domino, hingga jelang adzan subuh. Tak jarang di antara mereka nekat menenggak miras dengan alasan iseng. Ada juga yang memilih narkoba (naudzubillahi min dzalik).

-----------

Waktu terus bergulir, persoalan hidup pun kian membebani. Anak-pinak lahir dari rahim-rahim muda. Ayah-ibu usia belasan tahun dipaksa jadi orangtua. Sesaat memang ada bahagia, namun sesungguhnya mereka menelurkan embrio persoalan.

Tuntutan hidup yang terus mencekik, perlahan namun pasti, menyudutkan mereka ke titik nadir. Utang menumpuk entah kapan akan terbayar. Solusinya, satu-satunya rumah dijual demi kelangsungan hidup. Tanah, sawah, ladang, pun dilepas kepada para pendatang.

Keluarga yang dulu kumpul, satu per satu berserakan. Bagai bom waktu, sebagian mereka terperosok ke dunia hitam. Mulai dari mencopet, mencuri, menjambret, melacur, madat, memalak, bahkan membunuh (naudzubillahi min dzalik). Tidak sedikit yang akhirnya berurusan dengan hukum atau berjumpa malaikat maut :(

Sekali lagi, bersyukur bagi Anda yang sekarang hidup laik. Namun, bagi Anda yang masih berkutat dengan kebodohan, jangan putus asa. Masih ada waktu untuk maju. Jangan menyalahkan orang lain. Mereka hanyalah pemain tambahan, bukan aktor utama. Anda-lah pemegang keputusan hendak ke mana akan melangkah.

Banyak anak-anak yang dulunya hidup nyungsep, tapi akhirnya berhasil memutus lingkaran setan kebodohan. Jika Anda tidak kuat melawan pengaruh hitam lingkungan, hijrah (merantau) adalah jalan keluar terbaik.

Cari teman baru yang positif, temukan guru-guru kehidupan. Jangan ngeyel jika diberi masukan, terutama orang-orang yang sudah terbukti lebih sukses hidupnya dari Anda.

Memang tak ada jaminan Anda akan berhasil. Tapi dengan mau bergerak, Anda telah menunjukkan kepada dunia bahwa Anda bukan pecundang. Kabar baiknya, Allah tidak melihat hasil, melainkan proses. Setiap keringat yang menetes, dihitung pahala.

Selamat berjuang :)

0 Response to "Memutus Lingkaran Setan Kebodohan"

Post a Comment