Seorang pria sederhana duduk di emperan masjid selepas sholat subuh. Matanya sendu menatap jalan raya yang mulai ramai. Hatinya gundah karena jelang lebaran tahun ini hidupnya tak juga lebih baik dibanding tahun-tahun lalu.
Sejurus kemudian angannya melayang membayangkan teman-teman yang hidupnya lebih bahagia. Dengan penuh khidmat dia pun berdoa. Meminta Sang Maha Kaya memperbaiki hidupnya yang biasa-biasa saja. Berikut petikan doanya.
- Ya Allah, berilah aku rejeki yang banyak, luas, dan berkah. Banyak teman-teman saya yang hidupnya berlimpah rejeki. Mohon dikabulkan Ya Allah. Apalagi, ini bulan suci Ramadhan Ya Allah..
- Ya Allah, berilah aku pasangan hidup yang sholihah, cantik, dan berkecukupan. Banyak teman-teman yang hidup bahagia bersama pasangannya. Mohon dengan sangat dikabulkan Ya Allah. Apalagi, ini bulan suci Ramadhan Ya Allah..
- Ya Allah, berilah aku keturunan yang lucu, menggemaskan, pandai, dan berbudi mulia. Banyak teman-teman saya yang anaknya baik-baik. Kabulkan doaku ya Allah, please..
- Ya Allah, berilah aku kendaraan yang bagus dan berkah. Banyak teman-teman saya yang sudah punya kendaraan sendiri untuk mudik lebaran. Mohon dengarkan doaku ya Robb..
Aamiiin. Aamiiin. Aamiiin. YRA.
Dengan mata sayu pria sederhana itu mengusap wajahnya. Tatapannya mulai sumringah meski kegaluan tetap terbersit di dadanya.
Saat hendak beranjak dari masjid, hatinya mendadak bergejolak. Dia menyaksikan doanya seperti diijabah Sang Pemilik Takdir.
Tepat di depan matanya lewat seorang pemuda belasan tahun memakai tongkat kayu. Rupanya pemuda itu buta. Dia berjalan pelan menyusuri pagi yang mulai terang.
Tak hanya buta, ternyata kaki pemuda itu juga cacat hingga sulit berjalan cepat. Pakaian yang dikenakan pun menunjukkan pemuda itu miskin papa.
Menyaksikan pemandangan tersebut, lidah pria di emperan masjid langsung tercekat. Dia menahan napas dalam-dalam. Bola matanya tajam menatap pemuda tak sempurna hingga menghilang. Perlahan, air matanya bergulir membasahi pipi. Saat itu juga dia langsung sujud dan berkata.
"Terima kasih ya Allah. Engkau telah mendengar doaku. Terima kasih atas semua nikmat yang telah engkau berikan. Jadikanlah aku hamba-hamba yang bersyukur. Sekali lagi terima kasih atas semua nikmat yang telah Kau berikan."
0 Response to "Mustajabnya Doa di Pinggir Jalan"
Post a Comment