إِنَّا لِلّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللّٰهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا
Sedih sekali mendengar berita sebuah masjid di Papua dibakar oleh massa dari umat nasrani. Apalagi, kejadiannya tepat di saat jutaan kaum muslimin di Indonesia melaksanakan sholat Idul Fitri.
Siapa yang salah? Siapa yang kejam? Siapa yang jahat? Siapa yang bertanggung jawab?
Apa yang harus dilakukan umat Islam? Apa yang harus dilakukan kaum nasrani? Apa yang harus dilakukan pemerintah? Apa yang harus dilakukan aparat? Apa yang harus kita lakukan?
Seabrek pertanyaan melintas di kepala. Bagai benang kusut, sulit sekali menemukan ujung pangkalnya.
Sebagian orang lebih senang menyebut umat nasrani kafir, najis, kurang ajar, sadis, jahat, kejam, dan wajib diperangi.
Sebagian orang lebih nyaman menyalahkan pemerintah karena lamban, dungu, bodoh, korup, dan gagal menjalankan fungsinya.
Sebagian orang menuduh aparat gak bermutu, gak peka, gak aware, gak responsif, dan gak-gak lainnya.
Sebagian orang menuding kaum muslimin lemah karena satu sama lain tidak rukun, saling menyalahkan, bahkan saling menerakakan.
Ada juga yang malah bertepuk tangan kegirangan. Mereka seolah mendapat umpan matang untuk memperkeruh keadaan. Mereka bergerilya, mengaduk-aduk emosi masyarakat agar terjadi konflik lebih luas.
Sungguh tidak ada hal paling urgent saat ini selain menahan diri. Bertindak gegabah justru akan memicu terjadinya konflik baru yang berpotensi melebar hingga tak terbatas.
Perang Dunia I dan Perang Dunia II adalah bukti nyata betapa konflik bisa sedemikian meluas ke mana-mana. Jutaan nyawa melayang untuk satu hal yang ujung-ujungnya membuat umat manusia menyesal tiada tara.
Merujuk pada dampak perang (konflik), menahan diri adalah sikap awal terbaik untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
"Lho kalau kita biarkan umat nasrani membakar masjid mereka bisa makin kurang ajar Cak Gem. Ayo kita habisi mereka. Jelas-jelas mereka memusuhi orang Islam. Jangan lemah Cak Gem. Saatnya jihad fi sabilillah."
Iya. Saya setuju dengan jihad. Bahkan itu harus ditegakkan setegak-tegaknya. Namun, dalam hal ini, kita tidak boleh gegabah. Islam mengajarkan detail. Islam mengajarkan profesional dan tidak grusa-grusu. Kalau serampangan bukan Islam namanya.
Sebagai agama rahmatan lil alamin, Islam sangat berhati-hati dalam bertindak. Bergerak tanpa ilmu dan data yang kuat justru mencederai kesucian ajaran Islam.
Harus dicari tahu dulu siapa orang-orang yang membakar masjid? Apa motifnya? Adakah aktor intelektualnya? Apa akar masalahnya?
Ingat, membunuh tikus dengan bom nuklir hanya akan menyebabkan kerusakan dahsyat dan berkepanjangan.
Setelah terjawab siapa pelaku, motif, aktor, dan akar masalahnya, baru kita bisa mencari treatment paling
tepat.
Yang terbukti bersalah wajib ditangkap dan diadili. Aktor kerusuhan sudah pasti harus dihukum lebih berat daripada yang ikut-ikutan.
Jika motifnya sakit hati atau cemburu, ya carikan jalan keluar agar masyarakat tidak lagi sakit hati dan cemburu. Dalam hal ini harus ada strategi jangka pendek dan jangka panjang.
Jangka pendek bisa dengan memberi aneka stimulus agar masyarakat yang cemburu atau sakit hati bisa merasakan kenikmatan yang dirasakan mereka yang lebih beruntung.
Jangka panjangnya bisa dengan menjalin komunikasi yang intens agar masayarat saling kenal dan akrab. Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang.
Jika akar masalahnya adalah kurangnya pendidikan, ya masyarakat harus dididik dengan baik dan benar. Butuh SDM bermutu, kurikulum berkualitas, dan anggaran besar untuk menghasilkan educated people.
Saya yakin, jika pemerintah, aparat, petinggi agama, kaum intelektual, dan masyarakat bersatu membangun negeri, insyaAllah konflik horisontal bisa diatasi, bahkan dicegah. Namun, jika satu sama lain saling curiga, saling kecam, saling laknat, dan mencari kambing hitam, selamanya Nusantara tidak akan pernah bebas dari konflik horisontal.
Wallahu a'lam
astagfirrullah masa iya sih masjid dibakar, masjid kan juga rumah allah. semoga aja allah segera membalas perbuatan jahat tersebut. berkunjung ya gan ke blog saya www.blogdimasanggayuda.blogspot.com
ReplyDelete