Menulis

Menulis

Oleh-oleh dari Health & Bussiness Talk



Alhamdulillah, lagi-lagi inyong dapat undangan gretongan. Seorang sahabat mengajak saya menghadiri sebuah event bertajuk Health & Business Talks di Grand Mangaradja, Pulo Gadung.

Saya tidak tahu berapa biayanya. Yang pasti, saya diminta datang, duduk manis, menikmati snack, dan mendengarkan dua pakar kesehatan berkantong tebal mengobral ilmu.

Sesuai tema, acara ini membahas kesehatan dan bisnis. Hmmm, keren ya? Hidup sehat dan banyak uang. Dua hal yang jadi buruan mayoritas manusia di kolong jagat.

Dengan sehat, semua makanan dan aktivitas berasa nikmat. Ditambah banyak uang, wow mantap... hidup jadi lebih hidup. Bukan begitu bukan?

Nah, sebagai oleh-oleh, berikut beberapa poin yang mungkin bisa diambil manfaatnya. Oh ya, sebelum dilanjut, FYI, sebagian besar hadirin di acara tersebut perawakannya cakap dan bukan orang miskin.

Pemateri pertama adalah dr. Tifauzia Tyassuma, MSc. Mengutip data WHO, dokter cantik ini menjelaskan 1 dari 4 orang di Indonesia mengalami masalah kesehatan. Lebih buruk lagi, angka ini cenderung meningkat karena pola hidup yang amburadul.

Saya tidak tahu apakah data WHO itu benar-benar valid. Tapi, karena belum bisa riset sendiri, data itu sementara saya anggap syah. Lagian, dalam dua bulan terakhir, empat teman saya di bawah usia 40 tahun meninggal dunia. Satu karena stroke, satu kena diabetes, satu akibat kanker payudara, dan satu lagi belum tahu penyebabnya. Oh ya, yang teranyar, artis top Olga Syahputra juga meninggal di usia muda.

"Kesehatan manusia itu dipengaruhi 80% oleh nutrisi dan 20% karena aktivitas sehari-hari. Jadi, kalau mau sehat, ya perhatikan apa yang masuk ke dalam mulut dan bergeraklah secara proporsional. Awas, teknologi sekarang membuat manusia jadi mager alias males gerak," ungkap dr. Tifauziah sembari mengajak hadirin menjadi duta kesehatan untuk seluruh umat manusia.

Selain dr. Tifauziah, pembicara lainnya adalah Calvin Andersen, MBA. Pria bermata sipit ini membongkar habis bagaimana cara mencari duit yang efektif dan efisien.

Di zaman modern seperti sekarang, banyak pilihan untuk mendulang rupiah selain bekerja formal. Didukung teknologi informasi yang kian maju, mengumpulkan pundi-pundi uang menjadi lebih mudah.

"Kalau mau bisnis kita lancar, salah satu syaratnya produk kita harus mampu changing people's life. Dengan membuat perubahan lebih baik untuk manusia, produk kita akan digunakan selamanya," ujar Calvin dengan nada berapi-api.

Udah sampai segini aja tulisannya. Gak usah panjang-panjang. Saya yakin Anda sudah tahu bagaimana senangnya punya badan sehat dan banyak duit.

Yang menarik, meski mayoritas kita tahu betapa mahalnya kesehatan dan senangnya punya uang, sebagian kita justru hobi merencanakan sakit dan hidup miskin. Hampir 24 jam dalam sehari kita isi dengan aktivitas mematikan dan memiskinkan seperti makan-makanan "beracun", enggan berolahraga, berpikir negatif, bermalas-malasan, boros, dll.

Satu lagi, buat Anda yang ingin tahu lebih detail hasil Health & Business Talks, silakan hubungi sahabat sekaligus guru saya Ustadz H. Sulisman Suyono. Ada kok contact personnya di FB.

"Kok gak Cak Gem aja sih yang njelasin sendiri?"

He he he, sori bro and sist. Kemarin saya pulang lebih cepat. Seharusnya acaranya selesai pukul 17.00 WIB. Karena harus main bola, pukul 15.30 saya sudah meninggalkan lokasi 🙊 qiqiqi.

Semoga kita sehat wal afiat, berkecukupan, dan bermanfaat untuk sebanyak mungkin umat. Aamiiin

0 Response to "Oleh-oleh dari Health & Bussiness Talk"

Post a Comment