Menulis

Menulis

Rahasia Meraih Jiwa Yang Tenang


Kalau punya waktu, coba perhatikan wajah para ulama berilmu tinggi. Atau wajah orang-orang bijak yang masyhur di dunia.

Kesimpulan Anda insyaAllah sama dengan saya. Yup, wajah mereka begitu tenang, damai, teduh, dan berseri-seri. Jauh dari manyun, cemberut, mbesengut, menakutkan, cuek, angkuh, apalagi kejam.

Saya, sejak dulu, tertarik untuk mencari jawabannya. Mengapa wajah beliau-beliau itu begitu menyejukkan? Istilah kata, nyaris semua orang yang memandang ikut merasakan kebahagiaan dan kedamaian jiwanya.

Saya pun mulai baca-baca buku, termasuk Alquran dan hadist. Saya juga mendengarkan beberapa wejangan para motivator, baik dari dalam maupun luar negeri.

Tak lupa saya menyempatkan diri belajar kepada sejumlah ustadz, ulama, dan syeh yang saya anggap telah memiliki kharisma itu.

Hasilnya, saya menyimpulkan satu hal. Mereka yang berwajah tenang dan bijak telah memahami warna, gerak, dan jalan cerita kehidupan.

Ibarat nonton bioskop, mereka sudah melihatnya beberapa kali, jauh sebelum masyarakat umum berbondong-bondong menyaksikannya.

Ambil contoh, Anda secara khusus diminta seorang sutradara mencicipi film horor garapannya. Film itu sama sekali belum pernah diputar di manapun juga.

Secara seksama Anda melihat film menyeramkan itu berkali-kali. Beberapa hari kemudian, Anda diajak sang sutradara menyaksikan film itu di gala primiere. Tak kurang dari 100-an orang diundang di acara tersebut.

Saya yakin Anda tak akan kaget ketika ada hantu tiba-tiba muncul di sejumlah adegan film. Anda, saya yakin, akan senyum-senyum simpul melihat para penonton terkejut, bahkan shock menyaksikan kengerian itu.

Ya, Anda sudah hapal dengan warna, gerak, dan jalan cerita film horor tadi, sehingga Anda tak lagi jadi orang yang kagetan. Anda tetap tenang di saat kebanyakan orang berteriak ketakutan, bahkan sampai histeris.

Demikianlah kesimpulan saya tentang orang-orang berwajah tenang dan bijak seperti para ulama atau tokoh-tokoh baik di dunia.

Mereka paham, bahkan hapal, warna, gerak, dan jalan cerita kehidupan. Mereka yakin bahwa setelah malam akan datang pagi dan siang.

Mereka paham bahwa setiap ada pertemuan, pasti akan disusul dengan perpisahan.

Mereka mengerti bahwa setiap kali menanam biji kebaikan, akan tumbuh buah kebaikan pula.

Mereka juga yakin setiap kebodohan, ketamakan, kerakusan, kealpaan, kesombongan, ketidakadilan, keteledoran, dan segala bentuk kejahatan akan menghasilkan kerugian.

Dari memahami warna, gerak, dan jalan cerita kehidupan, mereka bisa bertutur, bersikap, dan merespons segala sesuatu dengan proporsional.

Respons mereka sangat jauh berbeda dengan yang ditunjukkan para penonton di gala primier film horor yang Anda saksikan tadi.

Pertanyaannya. Bagaimana supaya bisa memiliki wajah yang tenang, sejuk, dan bijak?

Jawabannya satu. Kita harus seperti mereka yang lebih dulu memahami warna, gerak, dan jalan cerita kehidupan.

Dari mana ilmu-ilmu itu bisa kita peroleh Cak Gem?

Ada banyak sumber ilmu yang bisa kita jadikan rujukan. Namun, sepanjang pengetahuan saya, tak ada sumber yang lebih lengkap dan sempurna dibanding Kitab Suci yang dikarang langsung oleh Sang Pencipta, Pemilik, dan Sutradara kehidupan.

Karena hanya DIA yang benar-benar tahu warna, gerak, dan jalan cerita kehidupan itu sendiri. Bahkan, bukan hanya kehidupan di planet bumi, melainkan juga kehidupan setelah planet biru hancur lebur laksana debu yang ditiup.

Makanya jangan kaget, kalau Anda membaca dan mendalami Alquran, Anda akan bertemu dengan ayat yang berbunyi:

Alaa bidzikrillahi tathma'innul quluub. (QS Arra'du 28)

"Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah, hati (jiwa) akan menjadi tenteram."

Lho, banyak orang dzikir, baca Alquran, dan sholat kok hati mereka tidak tenang Cak Gem? Malah gampang putus asa, ngambegan, emosi, menghujat, menghina, bahkan menyerang orang lain.

Kalau menurut saya, bisa jadi mereka menyebut nama Allah, tapi hanya pada tataran lidah atau kerongkongan, tak sampai merasuk ke jiwa.

Mengingat Allah bukan sekadar menyebut namaNya lewat dzikir, baca Alquran, dan sholat, tapi juga mengingat Dzatnya, kekuasaanNya, kejeniusanNya, kehebatanNya, dan yang paling utama memahami cara berpikirNya.

---------------
Semoga Anda dan saya termasuk orang-orang yang dianugerahi jiwa-jiwa yang tenang.

0 Response to "Rahasia Meraih Jiwa Yang Tenang"

Post a Comment