Menulis

Menulis

Secuil Kisah tentang Sisi Gelap Manusia


Meski tak banyak mengalirkan uang, profesi wartawan sungguh sangat mengesankan. Saya bisa bertemu dengan ribuan macam orang dari berbagai latar belakang.

Tak hanya golongan terhormat dan konglomerat macam anggota dewan, publik figur, dan pejabat, tapi juga "akrab" dengan kaum melarat dan keparat (maaf kata-kata saya agak kasar).

Di coretan kali ini saya coba mengulas sisi gelap kehidupan manusia. Bukan untuk membuka aib, tapi sebagai bahan renungan agar kita bisa bersyukur dan jadi pribadi yang jauh lebih baik.

Ketika saya bergabung dengan Jawa Pos group sekitar tahun 2003-2006, saya sempat ditugasi meliput berita kriminal dan hukum. Bukan sekadar berita singkat, melainkan yang sarat investigasi, pendalaman dan analisis, khususnya dari sisi psikologi dan kriminologi.

Selama kurun waktu itu, saya setiap minggu rata-rata meliput 2-3 kasus kriminal dan hukum. Ini berarti saya harus bertemu dan mewawancarai 2-3 tersangka kejahatan per pekan.

Sebagian besar proses wawancara saya lakukan di kantor polisi, rumah sakit, TKP, bahkan pernah di dalam sel tahanan yang sumpek dan bau.

Kasus yang pernah saya liput antara lain Sumanto sang pemakan mayat dari Purbalingga, Jateng. Saya wawancarai Sumanto di Lapas Banjarnegara. Saya juga mewawancarai orangtua dan beberapa kerabatnya.

Selain Sumanto, saya pernah meliput kasus pelecehan seksual puluhan anak oleh seorang guru beladiri di sebuah dusun dekat lereng gunung.

Saya juga pernah mewawancari satu keluarga yang tega menculik, memperkosa, dan membunuh anak-anak di wilayah Jabar dan Jateng.

Pernah juga saya meliput tukang becak dan tukang tambal ban yang tega menggauli anak kandungnya sendiri hingga hamil.

Ada lagi anak-anak SMA dan mahasiswi yang nekat aborsi atau membunuh bayinya sesaat setelah lahir. Di antara mereka bahkan ada yang sampai meregang nyawa di tangan dukun bayi.

Kasus lainnya adalah perselingkuhan suami-istri dan muda-mudi yang berujung pada kekerasan fisik hingga penghilangan nyawa.

Pernah juga saya meliput kehidupan wanita penghibur di Jogjakarta yang terjerat dunia prostitusi. Banyak dari mereka yang ingin keluar dari lembah hitam, tapi tak kuasa melakukannya.

Ada juga kisah seorang pembantu rumah tangga yang pulang kampung dalam keadaan buta dan penuh luka karena dianiaya majikannya di Jakarta.

Di sisi mistis, pernah saya meliput kasus pencurian tengkorak anak SMP di Klaten, Jateng yang tewas akibat kecelakaan. Tengkorak itu digunakan sebagai sarana meminta kesaktian pada lelembut.

Masih banyak lagi kasus-kasus lain yang lebih ngeri sampai-sampai saya tak tega menuliskannya di sini.

Saking seringnya liputan, saya sampai lupa berapa ratus penjahat yang pernah saya wawancarai. Dari mulai ujung timur pulau Jawa, tepatnya Banyuwangi, hingga ujung provinsi Jateng, tepatnya Cilacap.

Sebenarnya saya ingin medetailkan kejahatan-kejahatan itu. Barangkali dengan pemaparan yang lengkap kita bisa mengambil lebih banyak pelajaran.

Namun, saya kira itu tidaklah bijak. Biarlah hal negatif tak terlalu punya tempat di kehidupan kita. Saya yakin Anda pun sudah paham dengan arah coretan ini, meski tak dijlentrehkan from A-Z.

*****

Miris hati ini mendengar beragam alasan orang-orang yang tega melakukan kejahatan. Mulai dari kepepet, tak punya duit, sakit hati, nafsu birahi, khilaf, kelainan jiwa, hingga dirasuki roh ghaib.

Kadang saya juga tak habis pikir, ada orang-orang yang begitu tenang dan sopan, tapi tega melakukan perbuatan sangat keji, bahkan jauh di luar batas pri kemanusiaan.

Psikolog bilang orang-orang seperti itu tergolong psikopat. Meski sehari-hari nampak normal, namun jauh di dalam jiwa terdapat penyakit yang mengerikan.

Ya, begitulah sisi gelap manusia. Selalu ada selama manusia berkeliaran di muka bumi. Sebagian dari mereka ada yang sengaja merancang tindak kejahatan dan tak henti mencari mangsa.

Tak berlebihan jika Sang Pencipta melabeli orang-orang seperti ini dengan kal an'am balhum adhol atau lebih sesat daripada binatang. (na'udzubillahi min dzalik)

Bagi Anda yang ditakdirkan bebas dari semua kengerian itu benar-benar tak ada hal yang lebih pantas dilakukan kecuali bersyukur sepenuh hati. Benar-benar harus bersyukur.

Sungguh, semua kebaikan, keamanan, dan kesejahteraan yang ada pada diri kita, keluarga kita, dan lingkungan kita semata karena Allah yang memberi, bukan karena kehebatan kita.

Padahal kalau mau jujur, masih banyak dari kita yang sering melupakanNya. Masih banyak dari kita yang berani menentangNya. Kalau Dia berkehendak menimpakan kemalangan kepada kita, ada 1001 macam penjelasan logis mengapa hal itu sampai terjadi.

Tapi Alhamdulillah, Allah sampai sekarang begitu baik kepada kita. Dia tak membalas semua kelalaian, kesombongan, dan kejelekan kita dengan musibah-musibah yang mengerikan.

Semoga dengan rasa syukur yang tulus, Allah makin sayang kepada kita, keluarga kita, dan lingkungan kita.

Semoga dengan kesyukuran yang terus-menerus, Allah sudi menuntun kita untuk bisa lebih dekat kepadaNya.

Allah juga berkenan menenangkan, menyembunyikan, bahkan menghilangkan sisi gelap yang terpendam dalam diri kita.

Dan semoga orang-orang yang masih dalam kegalauan dan kegelapan diberi jalan keluar agar terbebas dari keterpurukan.

Hanya Allah yang Maha Melindungi.

Hanya Allah yang Maha Berkehendak.

Hanya Allah yang Maha Menunjukkan.

Tiada daya upaya dan kekuatan kecuali dariNya.

0 Response to "Secuil Kisah tentang Sisi Gelap Manusia"

Post a Comment