Menulis

Menulis

Memahami Cara Berpikir Staf dan Pengusaha


Mengapa banyak jebolan perguruan tinggi yang hidupnya biasa-biasa saja? (contohnya saya sendiri 🙊 qiqiqi...)
Sementara tidak sedikit mereka yang gagal/tidak sekolah, justru sukses membangun kerajaan bisnis?
Banyak sekali jawaban terkait pertanyaan ini. Salah satunya berkenaan dengan cara berpikir.
Menurut Hermawan Kartajaya dalam bukunya Marketing Plus 4, mereka yang makan bangku sekolah kebanyakan berpikirnya vertikal, step by step, dan sistematis. Hal ini justru sering menghambat realisasi suatu ide. Terlalu banyak pertimbangan sehingga terkesan lamban dan tidak out of the box.
"Di dunia yang makin chaos, berpikir vertikal sering kali tidak cukup. Harus ada kombinasi berpikir lateral," tulis Hermawan.
Berpikir lateral banyak dimiliki pengusaha. Mereka kadang tidak peduli urutan step by step. Mereka bisa masuk dari step ke lima baru kembali ke step satu jika memang diperlukan.
Berpikir vertikal sangat perlu, terutama di bagian manajerial. Tapi lateral thinking juga harus dilatih agar adapatable dengan situasi yang penuh ketidakpastian.
Di akhir tulisan, Hermawan memberikan kutipan yang ciamik jaya: "Manager works within paradigm, leader works between paradigm."
Bagaimana, Anda setuju dengan Om Hermawan? Kalau saya, setuju-setuju saja, apalagi dollar terus naik (he he he, gak nyambung ya...)
Kesimpulannya:
Bagi yang ingin jadi pengusaha, berpikirlah lateral supaya bisa melihat dan mengoptimalkan peluang.

Oh iya, satu lagi, jangan heran kalau juragan banyak yang galak. Mungkin terlalu sering berpikir lateral. Jadi dimaklumi saja.
Sementara karyawan, biasanya suka melow, meratapi nasib, dan ngrasani juragannya 🙊 qiqiqi... (ojo ngacung)

0 Response to "Memahami Cara Berpikir Staf dan Pengusaha"

Post a Comment