Menulis

Menulis

Serunya PPOT di Sekolah Alfalah, Ciracas


Senin, 2 Februari 2015, pukul 08.00 WIB, kami datang dengan satu niat; belajar ilmu pendidikan dari Bu Wismi, Pendiri sekaligus Direktur Sekolah Alfalah, Ciracas.

Hari pertama, sebagian kami belum saling kenal. Tak heran jika kami banyak yang jaim alias jaga imej. Cara kami bertanya, menjawab pertanyaan, dan mempresentasikan hasil observasi, benar-benar formal.

Namun, seiring waktu berjalan, kami merasakan ikatan bathin yang semakin kuat. Sekat-sekat yang berdiri kokoh, perlahan namun pasti memudar bagai pantai disapu ombak.

Macet, hujan deras, dan banjir besar yang menenggelamkan sebagian wilayah DKI Jakarta justru jadi pintu masuk beragam cerita seru di PPOT (Pelatihan Pendidikan Orang Tua).

"Waduh, Cempaka Putih banjir. Alhamdulillah akhirnya bisa sampai Alfalah," kata Pak Nugroho alias Mas Nugi yang istiqomah ke Ciracas naik motor.

"Wah, di mana-mana macet, jadinya terlambat deh. Berangkat dari rumah jam 6 pagi, sampai sini jam 8 lebih," ucap Bu Zhi Zhi sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Mas Nugi, tolong aku pinjem uang 100 ribu. Aku terpaksa naik taksi karena bus Damri ke Ciracas gak nongol-nongol. Aku kejebak macet di Kampung Rambutan. Argo taksinya membengkak. Uangku kurang," kata saya via whatsapp.

"Maaf mas, tadi pagi saya ngisi bensin. Jadi uang saya tinggal 50 ribu. Saya juga pas gak bawa ATM," jawab Mas Nugi.

"Ya udah pinjam Mas Dimas saja. Siapa tahu dia punya," kata saya.

"Dimas cuma punya 25 ribu. Gimana enaknya?" jawab Mas Nugi.

"Ya udah pinjam yang lain saja Mas. Yang penting bisa bayar taksi. Daripada diperkarakan sopir taksi, mending utang, besok insyaAllah aku bayar," kata saya.

"Alhamdulillah dapat pinjeman dari Bu Eri. Uang 100 ribu sudah saya bawa. Saya tunggu di depan gerbang Alfalah ya," jawab Mas Nugi.

"Okay Mas, terima kasih, jazakallahu khoiro," kata saya.

Alhamdulillah, akhirnya sampai juga saya di Alfalah. Meski terlambat, saya masih bisa menimba ilmu dari Bu Wismi. Keesokan harinya, saya langsung melunasi utang ke Bu Eri.

"Terima kasih ya Bu Eri. Mohon maaf, baru kenal sudah utang. Maklum Bu, keadaan darurat alias emergency 🙊 qiqiqiqi. Semoga rejeki Bu Eri diluaskan Allah. Aamiiin."

*****

Ya, demikianlah beberapa kisah seru PPOT angkatan 55. Masih banyak kejadian lain yang di luar dugaan. Namun, justru itu yang menguatkan tali persaudaraan kami.

Jika hari pertama sebagian kami masih "malu-malu", di hari-hari terakhir PPOT kami justru "malu-maluin". Kami sering cekikikan membahas aneka warna kehidupan.

Ketika Bu Wismi berkisah tentang hubungan sebagian suami-istri yang complicated, Bu Zhi Zhi mendadak memperkenalkan kosakata baru.

"Itu kena TBC namanya. Tekanan Bathin Continue, he he he," tutur Bu Zhi Zhi disambut cekikikan semua peserta PPOT.

Selain aksi Bu Zhi Zhi, ada juga kombinasi gurauan ala Bu Dini dan Bu Melinda. Duo maut ini selalu menghiasi suasana PPOT, terutama saat diskusi sore dengan Bu Wismi. Keduanya sering saling lempar pernyataan yang berujung tawa canda.

"Dasar kepo Loe," kata Bu Dini kepada Bu Melinda yang dianggap suka menyampaikan pertanyaan "gak penting" ke Bu Wismi.

Meski kadang bergurau, alhamdulillah kami bisa fokus menerima ilmu dari Bu Wismi. Tangan kami tak pernah capek menulis berbagai hikmah pendidikan yang beliau sampaikan.

Ingin rasanya kami berlama-lama dengan beliau. Namun, apa daya waktu berpisah akhirnya tiba. Kamis, 12 Februari 2015, pukul 18.30 WIB, Bu Wismi menutup PPOT level 1 dengan doa bersama.

Dalam hati kami sepakat bahwa untuk menghasilkan generasi emas ada proses panjang yang mesti dilalui. Dan kami insyaAllah siap melalui proses itu dengan satu langkah besar; menjadi orangtua sekaligus guru terbaik bagi anak didik.

Terima kasih Bu Wismi atas semua ilmunya. Semoga Engkau diberi kesehatan, panjang umur, dan kehidupan yang penuh berkah.

Maafkan semua kesalahan kami selama menjadi muridmu. Semoga kami bisa mengamalkan apa yang telah Engkau ajarkan.

Oh ya, bagi jamaah Facebookiyah yang ingin tahu lebih detail hasil PPOT level 1, terutama materi hari ke 6-8 bisa inbox saya.

Sekadar informasi, hari ke 6-8, kami belajar, berdiskusi, dan observasi terkait sembilan sikap, yakni:

1. Disiplin
2. Tanggung jawab
3. Rajin
4. Bersih
5. Khusyu'
6. Ramah
7. Istiqomah
8. Taqwa
9. Qonaah

Salam pendidikan untuk semua anak Indonesia

0 Response to "Serunya PPOT di Sekolah Alfalah, Ciracas"

Post a Comment