Menulis

Menulis

Ingin Berilmu? Begini Cara Bu Wismi!


Di era media sosial seperti sekarang, buanyak orang yang bicara dan menulis semaunya. Bahkan, tak jarang ada yang nekat menuduh, menyudutkan, menyalahkan, dan menghakimi tanpa proses yang benar.

Nah, biar kita tak menjadi pelaku kekejian ini ada tips khusus dari Pendiri sekaligus Direktur Sekolah Alfalah, Ciracas, Jaktim drg. Wismiarti Tamin. Saat Pelatihan Pendidikan Orang Tua (PPOT), seorang ibu muda berkata kepada Bu Wismi.

"Bu, saya ingin anak saya sukses. Bagaimana caranya agar anak saya sukses?" kata ibu muda peserta PPOT.

"Menurut Ibu, sukses itu apa?" tanya Bu Wismi.

"Ya, sukses. Kelak mereka bisa hidup enak, punya rumah, punya mobil, punya deposito, punya pekerjaan atau usaha yang bagus," jawab ibu muda.

"Oh, itu yang namanya sukses. Kalau mereka kelak bisa punya semua itu tapi dari hasil korupsi, suap, menipu bagaimana?" tanya Bu Wismi.

"Ya nggak mau Bu. Saya ingin dari rejeki yang halal," jawab ibu muda.

"Kalau begitu, sukses itu apa?" tanya Bu Wismi lagi.

"Ya sukses. Seperti orang-orang itu lho," jawab ibu muda.

"Sering kali kita mengatakan sesuatu, padahal sebenarnya kita tidak benar-benar memahaminya. Ini sangat berbahaya. Apalagi, ketika kita berbicara kepada anak-anak. Kalau kita sendiri tidak memahami kata yang kita ucapkan, lalu bagaimana orang lain (anak-anak) bisa memahami maksud kita," beber Bu Wismi.

"Pastikan kita memahami setiap kata yang kita ucapkan. Kita bisa buka kamus untuk mengetahui definisi kata yang akan kita ucapkan. Kita juga bisa membuka Alquran atau buku-buku lain terkait makn dan penjelasan dari kata yang akan kita ucapkan," imbuh Bu Wismi.

Subhanallah. Jawaban Bu Wismi terasa mak jleb di hati saya. Mendengar itu, saya teringat sabda Baginda Nabi Muhammad SAW:

 مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتُْ

"Barang siapa yang percaya pada hari kiamat, maka berkatalah yang baik atau diam."

Betapa sering kita bicara dan menulis kata yang sebenarnya kita sendiri masih wahmun alias remang-remang. Kita dengan pede-nya berkoar-koar tentang sesuatu yang kita sendiri belum memahaminya.

Lebih miris lagi, kita berani ngeshare ucapan, tulisan, gambar, video, yang belum jelas kebenarannya. Padahal, sudah banyak contoh nyata kerusakan akibat informasi menyesatkan.

Hmmm, andaikata semua umat Islam mau mengikuti nasihat manusia paling mulia di muka bumi ini. "Berkatalah yang baik atau diam."

0 Response to "Ingin Berilmu? Begini Cara Bu Wismi!"

Post a Comment