Menulis

Menulis

Uji Nyali Ala Zidane


Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu tiba. Setelah sukses menjadi pemain, kini sang legenda hidup duduk di kursi pelatih. Ya, Selasa (5/1), Zenedine Zidane resmi menjabat pelatih Real Madrid menggantikan Rafael Benitez yang dianggap gagal.

Sebagai orang pertama di Indonesia yang menulis buku biografi Zidane (insyaAllah), saya merasa perlu menulis kisah bersejarah ini.

Anggap saja coretan kali ini adalah kelanjutan buku saya yang terbit pada 2006, beberapa bulan setelah gempa jogja meluluhlantakkan Kota Pelajar, termasuk kontrakan saya (alhamdulillah selamet).

Tulisan ini tak hanya laik dibaca mereka yang hobi bola, Anda yang tak suka bola pun penting membaca ulasan ini. Mengapa? Karena Zidane adalah bukti betapa hidup harus terus maju dan berkarya.

"Ini hari yang penting buat saya. Saya merasa lebih antusias hari ini dibanding ketika saya didatangkan sebagai seorang pemain," tegas Zidane disaksikan puluhan wartawan.

"Saya akan mencurahkan segenap hati dan jiwa saya pada pekerjaan ini supaya segalanya berjalan dengan baik," imbuh pria berdarah Aljazair kelahiran Marsielle, 23 Juni 1972 ini.

Coba perhatikan kalimat yang dipilih Zidane. Tidak ada satu kata pun yang menandakan dia pecundang atau ragu-ragu. Semuanya mantap seolah dia bisa membawa Real Madrid ke puncak tertinggi. Padahal, kalau mau jujur, Real Madrid kini bukan team yang menakutkan. Ada FC Barcelona dan Atletico Madrid yang lebih gayeng di lapangan hijau.

Apakah Zidane akan berhasil menjadi pelatih? Atau justru dipecat seperti pelatih-pelatih lainnya? Waktu yang akan menjawab. Yang pasti, Zidane sudah menunjukkan kepada kita, betapa hidup harus terus move on. Tak ada kata berhenti untuk menjadi yang terbaik. Risiko selalu ada. Tapi, keyakinan untuk menang harus terus menggelora.

Asal tahu saja, dulu, selama lima musim menjadi pemain Real Madrid, Zidane sukses mempersembahkan satu trofi La Liga, dua trofi Piala Super Spanyol, satu trofi Liga Champions, satu trofi Piala Super UEFA, dan satu trofi Piala Interkontinental.

Bukan itu saja, saat membela Juventus dan Timnas Prancis, Zidane juga bersinar. Pemain berjuluk Zizou itu membawa Prancis menjadi nomor satu di Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000. Sedang di Italia, Zidane mengangkat tropi Serie A pada musim kompetisi 1996/1997 dan 1997/1998.

Tak heran jika FIFA tiga kali menobatkan Zidane sebagai pemain terbaik dunia pada 1998, 2000, dan 2003. Bapak empat anak ini juga meraih gelar pemain terbaik eropa pada 1998 dan pemain terbaik Piala Dunia 2006.

Meski bertabur kesuksean, Zidane juga pernah terpuruk. Dia sempat dicaci maki karena menanduk dada bek Italia, Marco Materazi di final piala dunia 2006. Aksi brutal ini membuat suami Veronique itu dikartu merah oleh wasit Horacio Elizondo.

Bukan Zidane jika menyerah begitu saja. Perlahan namun pasti, dia bangkit meniti karir baru sebagai pelatih. Kini, bersama Cristiano Ronaldo dkk, Zidane siap menggebrak dunia. Kalah menang urusan belakang, yang penting yakin.

Welcome back coach ;)

---------

Bagi Anda yang ingin membaca buku biografi Zidane, silakan mampir ke rumah saya. Maaf tidak bisa dipinjam karena stok tinggal satu, he he he.

0 Response to "Uji Nyali Ala Zidane"

Post a Comment