Menulis

Menulis

What, 13 Santri Keroyok Teman Hingga Tewas?

Lagi, dunia pendidikan Indonesia berduka. Kali ini korbannya Abdullah Muzakka Yahya. Bocah 15 tahun itu adalah santri Ponpes Darul Ulum (DU) Jombang, Jatim. Ironisnya, dia tewas di tangan 13 teman asramanya.

Mau bilang apa? Ya, benar. Ucapkan innalillahi wa inna ilaihi rojiun.

Apa lagi? Ya, benar. Biarkan hukum yang bicara.

Habis itu? Ya, benar. Perlu pembenahan dalam pendidikan kita.

Bagaimana caranya? Ya, benar. Setiap orang punya cara.

Udah, gitu aja? Stop sampai di sini? Oke, kita lihat bagaimana hasilnya.

Yang pasti, menurut saya, selama anak-anak terpapar adegan pukul-memukul, terkontaminasi suara-suara kasar, terinspirasi kekerasan, kasus bunuh-membunuh di antara siswa-siswi akan terus terjadi.

Seperti kita tahu, anak-anak adalah peniru ulung. Mereka cepat sekali mencontoh apa yang mereka lihat, dengar, baca, dan rasakan. Kabar buruknya, materi negatif lebih cepat terserap daripada yang positif.

Siapa yang memberi, membiarkan, bahkan memfasilitasi anak-anak mengakses materi-materi konyol itu? Tanyakan saja pada anak-anak yang menjadi tersangka. Dari sini, kita bisa lacak siapa saja yang harus dijewer.

Kata sahabat saya, Direktur Ponpes Diniyyah Putri Padang Panjang, Ibu Fauziah Fauzan, di Jepang jika angka kriminalitas meningkat, pakar pendidik akan menggelar riset di sekolah, rumah penduduk, dan media.

Salam pendidikan untuk anak-anak Indonesia

0 Response to "What, 13 Santri Keroyok Teman Hingga Tewas?"

Post a Comment