Ketika Anak Tersakiti oleh Orangtua

Tidak semua orangtua bermutu. Ada juga orangtua yang justru menyakiti, mematikan potensi, bahkan merusak masa depan anaknya sendiri.

Sebagian orangtua ada yang gampang marah, ada yang kasar, ada yang suka mencaci, ada yang main tangan, ada yang pemalas, ada yang selingkuh,

ada yang penjudi, ada yang pemabok, bahkan ada yang tega mencabuli anaknya sendiri (naudzubillahi min dzalik).

Bagi Anda yang tidak mengalami kegetiran itu mungkin fine-fine aja. Namun, bagi orang-orang yang pernah bermasalah dengan orangtua, hal itu bisa menyebabkan luka yang mendalam, bahkan trauma. Ujung-ujungnya, jika tidak mampu mengelola, akan tertanam sifat dendam kepada orangtua (naudzubillahi min dzalik).

Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan anak?

Tidak mudah menjawab pertanyaan ini. Semua bergantung pada ilmu dan pengalaman hidup masing-masing orang.

Menurut saya, jika kesalahan orangtua masuk pada tindak kriminalitas, tentu upaya hukum bisa jadi jalan keluar. Bukan tidak cinta kepada orangtua, tapi perlu "intervensi" agar orangtua menyadari kesalahannya. Selain itu, perbuatan melawan hukum harus dihentikan agar dosa/kesalahan yang sama tidak terulang.

Lantas, bagaimana jika kesalahan orangtua tak sampai masuk ke ranah hukum, tapi memicu luka mendalam?

Menurut saya, MAAF adalah kata terbaik. Maaf merupakan salah satu hadiah termahal dari anak untuk orangtua.

Memendam sakit hati hanya akan menjauhkan anak dari kebaikan yang banyak. Apa yang sudah terjadi biarlah menjadi bagian masa lalu yang tidak boleh terulang. Ibarat kata, orangtua "boleh" melakukan kesalahan itu, tapi tidak bagi anak cucunya.

Hidup harus terus maju, tidak boleh sama dengan hari kemarin. Kesalahan dan dosa nenek moyang adalah cambuk untuk menjadi lebih baik di masa kini dan masa depan.

Coba renungi doa kepada orangtua yang sering dipanjatkan kaum muslimin berikut ini.

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

"Ya Allah ampunilah aku dan kedua orangtuaku, dan sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil."

Perhatikan baik-baik isi doa itu. Kita memintakan ampun atas dosa dan kesalahan orangtua. Ini artinya kita tahu, paham, dan maklum bahwa orangtua tidaklah sempurna. Meski mereka jauh lebih tua, tetap saja mereka punya salah dan dosa.

Nah, kalau kita saja meminta Allah mengampuni mereka, mengapa kita tidak mau memaafkan kesalahan dan kekurangan orangtua?

Bisa jadi dosa/kesalahan orangtua adalah buah dari minimnya ilmu, buah dari sistem pendidikan yang buruk, buah dari jauhnya hidayah Ilahi.

So, mari berbesar hati dan membersihkan diri. Buang semua sakit hati. Hilangkan dendam kepada orangtua. Bagaimanapun keadaannya (miskin, jelek, jorok, kasar, cacat, bodoh, bau, cerewet, kejam, pelit, dsb) mereka adalah perantara kita hadir ke dunia hingga bisa bermain Facebook 

grin emotikon

Salam damai dan bahagia untuk Anda dan orangtua

Love our parents

Share

Tweet