What, Konser Bon Jovi Haram?

Ini berita besar, bombastik, ngeri, serem, medeni, horor. Betapa tidak, konser band rock asal Amerika Serikat, Bon Jovi diharamkan pemerintah China. Otoritas setempat menolak memberi izin pada Bon Jovi untuk pentas di Beijing dan Shanghai.

Belum ada penjelasan resmi terkait pengharaman ini. Namun, media lokal dan internasional meyakini keputusan itu tak lepas dari dukungan Bon Jovi kepada Dalai Lama. Asal tahu saja, Dalai Lama adalah orang "alim" yang berniat memisahkan Tibet dari cengkeraman Negeri Tirai Bambu.

Tiongkok sepertinya tidak rela rakyatnya jingkrak-jingkrak bareng band rock yang mendukung gerakan separatis. Bagi Beijing, konser Bon Jovi bukan sekadar atraksi musik. Lebih dari itu, event tersebut berpotensi memicu masalah persatuan dan kesatuan di masa mendatang.

Yang menarik, tidak banyak protes dilayangkan kepada pemerintah China. Para pejuang HAM, pemerhati musik, pecinta rock, dan sejenisnya, terkesan adem ayem dengan fatwa haram tersebut. Kalaupun ada riak-riak kecil, hal itu tak sampai memicu kebencian yang mendalam.

Sebagai penggemar Bon Jovi, saya pribadi kecewa dengan kebijakan pemerintah China. Harusnya Beijing tidak sentimen dengan grup rock pelantun "Always" itu. Meski demikian, seperti mayoritas penduduk bumi, saya memahami "alasan" di balik fatwa haram tersebut.

Nah, sekarang kita masuk pada pokok pikiran tulisan ini. Sering kali kita alergi terhadap pihak-pihak yang merilis fatwa haram. Padahal, jika dikaji lebih detail, fatwa tersebut memiliki landasan berpikir yang kuat.

Islam misalnya, melarang pemeluknya untuk syirik, bid'ah, mabuk, zina, riba, dan judi. Sebagian ulama bahkan dengan tegas melarang pacaran dan rokok. Tentu, fatwa itu dibarengi dengan landasan berpikir yang kuat.

Sama seperti kasus Bon Jovi di China, seharusnya khalayak bisa memahami atau setidaknya memaklumi mengapa ada label haram di dalam Islam. Dari sini, kita bisa menghargai, bukan malah mengolok-olok atau menghinanya.

So, let's be smart and wise

Salam Bed of Roses ✌ Share

Tweet