Saya dapat gambar lucu ini dari profile picture BBM adik saya. Meski sederhana, tapi maknanya dalam sekali. Bahkan, jika sejenak kita renungkan, sungguh hati ini miris dan malu.
Betapa tidak, sering kali kita bicara tentang kejelekan orang lain. Padahal, tanpa terasa, kita sendiri tidak lebih baik dari mereka.
Islam sangat melarang pengikutnya melakukan apa yang dilakukan seekor monyet di bawah. Menuduh temannya monyet, padahal dia sendiri adalah monyet.
Sungguh agung pesan cinta dari Sang Maha Penyayang di Surat Al-Hujuraat ayat 12.
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik melakukannya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.”
Menarik apa yang dikatakan mantan Presiden kita B.J Habibie saat dihina oleh mantan pejabat Malaysia, Tan Sri Zainuddin Maidin.
Di kolom rencana Koran Utusan Malaysia, Zainuddin menyebut Pak Habibie sebagai "The Dog of Imperialism" serta pengkhianat bangsa Indonesia. Zainuddin juga melabeli Pak Habibie dengan istilah gunting dalam lipatan saat Soeharto jadi presiden.
Meski dihina sedemikian keji, Pak Habibie menanggapinya dengan tenang. Beliau mengatakan, "Kalau ada yang menghina Anda, anggap aja sebagai sebuah pujian, bahwa dia berjam-jam memikirkan Anda, sedangkan Anda tidak sedetik pun memikirkan dia."
Wow, keren sekali ya jawaban Pak Habibie. Semoga kisah Pak Habibie dan gambar di bawah memotivasi kita untuk sibuk mengoreksi diri ketimbang membicarakan kejelekan orang lain.
Sungguh, 24 jam waktu dalam sehari, sangat kurang bagi kita untuk memperbaiki diri. Jadi, rugi sekali jika kita menginvestasikannya untuk membicarakan aib orang lain.
Selamat berbenah diri...
0 Response to "Ketika Kita Menyebut Orang Lain 'Monyet'"
Post a Comment