Menulis

Menulis

Pelajaran Berharga dari Fariz RM


Dari segudang penyanyi top di Indonesia, Fariz Rustam Munaf (RM) adalah salah satu yang punya tempat di hati saya. Banyak kenangan manis terhubung dengan lagu-lagu Sang Maestro.

Ada empat tembang spesial yang pernah saya kagumi. Barcelona, Sakura, Nada Kasih, dan Sebuah Obsesi. Dua lagi terakhir dibawakan Om Fariz bersama Neno Warisman.

Menurut saya, empat lagu itu punya karakter sangat kuat. Tak hanya mengalun merdu, komposisi musikalnya juga ciamik abiz. Benar-benar berkualitas.

Saya kali pertama kenal nama Om Fariz dari almarhumah Ibunda saya. Beliau sangat mengagumi sosok dan karya musisi kelahiran 5 Januari 1959 itu.

Ada satu kalimat Ibunda saya yang sampai sekarang masih terngiang di telinga.

"Fariz itu suaranya bagus, wajahnya ganteng, sholatnya juga rajin. Katanya dia tak pernah meninggalkan sholat lima waktu meski sibuk," tutur Ibu suatu hari.

Saya tidak tahu apakah informasi Ibu 100% valid. Maklum, ketika itu tak ada berita infotainment yang berseliweran seperti sekarang. Kalaupun ada, hanya sebatas tulisan di koran dan majalah. Itupun saya gak pernah baca karena masih kecil.

Ketika duduk di bangku SMA, saya berkesempatan melihat langsung penampilan Om Fariz. Saat itu ada acara sekolah yang menjadikannya bintang utama.

Betapa senangnya bisa menyaksikan idola Ibunda saya. Malam itu dia tampil solo dengan keyboard yang sudah distel alunan musik fresh and groovy.

Di atas panggung, Om Fariz bergerak enerjik. Paman Sherina itu pun melantunkan satu persatu lagu terbaiknya. Penampilannya benar-benar memukau.

Kami yang berdarah muda tersihir oleh kharismanya. Beberapa teman cewek sampai saling sikut berebut perhatian penyanyi yang sempat menimba ilmu seni rupa di ITB itu.

Sayang, nama dan karya besar Om Fariz tak seindah perjalanan hidupnya. Di tengah lagunya yang membahana dia justru terpuruk di titik nadir. Dua kali dia ditangkap polisi karena kasus narkoba.

Sebagai penggemar setia, saya tentu kecewa berat. Mengapa musisi sejenius dia harus mengalami nasib yang begitu tragis? Beruntung dia tak ditemukan tewas karena overdosis. (semoga saja tidak terjadi).

Ada banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari kehidupan Om Fariz. Semoga hikmah ini bisa jadi pegangan kita dalam menghabiskan sisa umur di dunia.

1. Populer
Siapa yang tidak ingin dikenal seperti selebriti? Hampir sebagian besar manusia menginginkannya. Memang dahsyat menjadi sorotan publik. Namun, di balik itu, ada racun yang begitu mematikan. Tak semua orang mampu mengemban amanat menjadi terkenal.

Apakah kita mampu menanggungnya? Belum tentu. Buktinya, banyak mereka yang populer justru terperosok ke dalam miras, narkoba, free sex, atau kawin-cerai.

Hanya Allah yang bisa menyelamatkan hambaNya dari kenistaan.

2. Kaya
Seperti halnya populer, uang banyak bisa mengundang masalah. Tak heran ada hadist yang menyatakan bahwa Allah sengaja menahan rejeki seseorang karena Dia tahu jika rejekinya diluaskan justru akan menjauhkan dari agama.

Apakah kita mampu menghindari fitnah harta? Belum tentu. Buktinya, banyak mereka yang kaya justru jauh dari masjid dan majlis ta'lim.

Hanya Allah yang bisa memberikan kekuatan dan kesabaran.

3. Sibuk
Populer dan kaya identik dengan sibuk. Jika tidak hati-hati, jadwal yang ketat berpotensi membawa manusia menjauhi Penciptanya. Saking sibuknya, sulit sekali mencari waktu untuk sholat, dzikir, doa, membaca/mengkaji Kitab Suci, dan dekat dengan alim ulama.

Apakah kita mampu menghindari fitnah sibuk? Belum tentu. Banyak mereka yang supersibuk justru tak punya waktu untuk sujud kepada Sang Pencipta 17 rokaat setiap hari. Saking sibuknya sampai tak sempat merenung barang sejenak ke mana setelah nyawa terpisah dari badan.

Hanya Allah yang mampu menuntun hambaNya menuju kebaikan.

"Lha terus enake piye Cak Gem? Apa kita gak usah populer, kaya, dan sibuk? "

Menurut saya populer, kaya, dan sibuk banyak juga manfaatnya. Tapi satu kuncinya: ketiganya jangan sampai menjauhkan kita dari Sang Pemilik kehidupan.

Seperti pesan guru saya Syeh Azis Ridwan dalam menyikapi kenikmatan dunia, "Ketika waktunya sholat, ya sholat. Ketika waktunya ngaji, ya ngaji. Istiqomah dalam ibadah InsyaAllah bisa menyelamatkan kita dari fitnah dunia."

Hmmm, andai saja Om Fariz benar-benar menegakkan sholat seperti yang pernah diceritakan almarhumah Ibunda saya.

0 Response to "Pelajaran Berharga dari Fariz RM"

Post a Comment