Menulis

Menulis

Suka Debat di Medsos? Perhatikan Ini!


Anda suka debat? Kalau tidak, silakan tinggalkan coretan ini. Saya ucapkan selamat karena Anda adalah manusia cerdas yang punya pendirian. Namun, jika Anda hobi debat, ada baiknya Anda katamkan tulisan ini ;)

Sekadar informasi, beberapa waktu lalu, di medsos terjadi perdebatan sengit terkait ojek online. Seorang penulis dihujat habis-habisan karena membuat coretan yang dianggap "sok".

Penulis menyebut sarjana yang daftar ojek online adalah bukti kegagalan pendidikan di Indonesia. Harusnya, menurut dia, sarjana bisa jadi pengusaha atau setidaknya kerja sesuai ijazah, bukan jadi tukang ojek.

Tulisan itu dianggap meremehkan profesi tukang ojek. Sebagian masyarakat juga menuding penulis sebagai sosok kurang empati. Betapa tidak, di tengah sempitnya lapangan pekerjaan, penulis justru "menghina" pintu rejeki bagi para sarjana.

Sekilas, debat antara penulis dan pembaca terkesan lumrah. Mereka punya argumen sendiri terkait ojek online. Namun, jika diteliti, perdebatan itu seharusnya tidak terjadi. Apa pasal? Karena penulis dan pembaca berbeda sudut pandang.

Penulis menitikberatkan coretannya pada KUALITAS PENDIDIKAN TINGGI di Indonesia, sementara pembaca fokus pada PELUANG KERJA bagi sarjana pengangguran.

Dua sudut pandang ini sudah barang tentu tak bisa dibenturkan. Ibarat kata, bukan "apple to apple". Penulis membahas "apel", sedangkan pembaca membahas "jeruk". Meski sama-sama buah, tapi keduanya tak bisa dibandingkan.

Nah, sekarang Anda sudah ngeh mengapa banyak orang terjebak dalam perdebatan tanpa ujunh? Yup, karena dua belah pihak menggunakan sudut pandang yang berbeda.

"Lha wong yang dibahas beda, mana bisa ketemu. Bukan begitu bukan?" :D

Jika terpaksa harus debat, penulis dan pembaca semestinya membatasi sudut pandang. Misal, sudut pandang kualitas pendidikan. Ya sudah, penulis dan pembaca sama-sama fokus pada rendahnya kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Jangan menyebar ke mana-mana. Dari sini, mudah-mudahan ada kesamaan persepsi untuk ditindaklanjuti.

Jadi saran saya, mikir dulu sebelum berdebat. Jangan asal ndobos. Apalagi, kepancing sama lawan bicara. Asal tahu saja, banyak lho orang pinter yang menyamar jadi bodoh. Tujuannya satu: mengaduk-aduk emosi masyarakat. Daripada buang waktu dan tenaga, mending banyak baca agar sudut pandang kita semakin luas.

Happy reading ;)

0 Response to "Suka Debat di Medsos? Perhatikan Ini!"

Post a Comment