Menulis

Menulis

Tantangan Dakwah di Era Keterbukaan



InsyaAllah semua orang tahu setiap umat Islam diwajibkan berdakwah, yaitu mengajak manusia pada kebaikan dan mencegah kejahatan.

Dalil paling populer tentang dakwah adalah QS Al-Ashr 1-3:

"Demi waktu Ashar. Sungguh semua manusia dalam kerugian. Kecuali orang beriman dan beramal baik serta berwasiat pada kebenaran dan kesabaran."

Dalil lainnya adalah sabda Baginda Nabi Muhammad SAW di Hadist Bukhori yang berbunyi:

"Sampaikan dariku walau satu ayat."

Karena hukumnya wajib, setiap muslim yang berdakwah akan diganjar pahala. Sebaliknya, jika yang lalai, akan berdosa.

Seperti udara dan sinar matahari, dakwah adalah kebutuhan pokok manusia agar jagat raya tenteram, damai, dan lestari.

Bayangkan jika tak ada udara, pasti manusia akan punah. Begitu pula dunia tanpa sinar matahari. Pasti hancur.

Karenanya, tak berlebihan jika Pencipta dan Pemilik alam semesta mewajibkan setiap hambaNya untuk berdakwah.

Betapa ngerinya bumi ini jika tak ada yang menyeru pada kebaikan dan mencegah kejahatan. Orang akan saling membunuh, menyakiti, menyerang, merampok, memperkosa, melecehkan, menculik, menyiksa, mencuri, korupsi, menyembah berhala, dan perbuatan-perbuatan keji lainnya (naudzubillahi min dzalik).

Sekali lagi, fungsi dakwah adalah mengajak manusia pada kebenaran dan meninggalkan kejahatan (dua hal yang membuat kehidupan berjalan baik dan selaras).

Pertanyaannya. Bagaimana dakwah yang baik dan benar, terutama di era keterbukaan seperti sekarang?

Dengan segala kekurangan, kelemahan, dan keterbatasan ilmu, saya coba urai beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyebarluaskan ilmu Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

SOLUSI
Islam datang pada saat manusia dalam kegelapan. Nyawa manusia tak dihargai, perempuan dianggap makhluk murahan, dsb. Saat itu, Nabi Muhammad SAW mengajak manusia menghargai kehidupan, mengangkat harkat dan martabat perempuan, dll.

Sangat terbukti, kehadiran Nabi Muhammad SAW menjadi solusi bagi persoalan kehidupan. Detil perubahan masyarakat setelah kedatangan Nabi Muhammad SAW bisa ditemukan di Hadist dan kitab-kitab sirah nabawiyah.

So, agar dakwah bisa gayung bersambut, kita harus menghadirkan solusi, terutama bagi mereka yang masih dalam masalah.

BERILMU
Seperti halnya kurikulum, masterplan, atau strategi bisnis, dakwah tak bisa asal-asalan. Harus ada ilmu yang ciamik dan meliputi segala aspek kehidupan manusia.

Dengan kata lain, tak hanya konten (muatan) yang diperjuangkan, tapi juga mempertimbangkan aspek sosial, psikologi, budaya, ekonomi, pendidikan, teknologi, pertahanan dan keamanan, dsb.

Satu yang tak kalah penting, di era komunikasi digital seperti sekarang, media sosial harus mendapat perhatian khusus. Pasalnya, meski tak bisa diraba, dunia maya telah menjadi "bumi" kedua bagi umat manusia.

Berdakwah via internet tak bisa ditawar lagi mengingat semakin kuatnya perang pemikiran yang dibumbui aksi saling caci, hujat, dan fitnah.

BERETIKA
Fungsi dakwah adalah mengajak pada kebaikan dan meninggalkan kejahatan. Tanpa etika, dakwah justru terlihat bertentangan dengan dua misi mulia itu.

Fitrah manusia ingin dihargai, dikasihi, disayangi, didengarkan, dipuji, dan diperhatikan. Dakwah yang mengabaikan aspek ini justru akan kontraproduktif.

Banyak sekali cerita mengagumkan bagaimana Nabi Muhammad SAW dan para sahabat menyebarluaskan agama Allah, termasuk menyikapi orang-orang yang membenci, memfitnah, bahkan menyakiti mereka.

TELADAN
Satu teladan lebih baik daripada 1000 nasihat. Sebanyak apapun kata-kata dan teori, tanpa ada bukti, orang akan keki. Betul?

Sungguh bijak wasiat Baginda Nabi Muhammad SAW: "Mulailah dari dirimu sendiri!"

DOA
Jangan pernah melupakan kekuatan gaib. Allah punya 1001 macam cara untuk mengubah hati manusia. Doa tulus ikhlas akan membuat hati selalu merendah bahwa hanya dengan izin Allah orang bisa mendapat hidayah.

Mereka yang belum Islam, kita doakan semoga diberi petunjuk agar menerima kebenaran.

Mereka yang sudah Islam tapi masih berbuat jelek, kita doakan semoga bisa bertaubat dan memperbaiki diri.

Mereka yang sudah Islam dan berbuat baik, kita doakan semoga diberi kekuatan untuk bisa berdakwah.

*****

Lalu bagaimana jika ada orang atau pihak-pihak yang benci, menentang, bahkan memusuhi dakwah yang sudah dilakukan dengan baik dan benar?

Seperti di film superhero, meski Superman, Batman, Spiderman sudah bersikap baik, tetap saja ada musuh-musuh jahat yang berniat membinasakan mereka.

Yup, selama bumi berputar, akan selalu ada nafsu liar, setan, dan iblis. Merekalah orang atau pihak-pihak yang ingin manusia tetap bodoh dan melanggengkan kejahatan.

Bisa jadi lantaran motif ekonomi, bisnis, ego pribadi atau golongan. Mereka khawatir produknya tak laku jika manusia konsisten memeluk Islam.

Mungkin juga mereka tak rela kehilangan pengaruh karena banyak pengikutnya yang hijrah ke Islam.

Nah, jika ini yang terjadi, keberanian dan ketegasan sangat dibutuhkan. Orang-orang jahat yang tidak suka manusia jadi lebih baik harus disikapi dengan tepat.

Bahkan, jika sampai pada tahap "loe jual gue beli", kita harus siap. Sejarah mencatat bagaimana Nabi Musa AS harus bertarung melawan Firaun dan bala tentaranya.

Hal serupa juga dialami Nabi Isa AS. Beliau dan pengikut setianya tak lelah berjuang melawan penindasan orang-orang musyrik dan kafir di jamannya.

Nabi Muhammad SAW pun tak jauh beda. Selama hidupnya Beliau memimpin setidaknya sembilan kali peperangan besar.

Tidak takut mati Cak Gem? Seharusnya tidak, jika kita meyakini bahwa hidup hanya sementara dan surga benar-benar ada.

Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk selalu mengajak pada kebenaran serta mencegah kejelekan, kejahatan, kelaliman, dan ketidakadilan :)

0 Response to "Tantangan Dakwah di Era Keterbukaan"

Post a Comment