Menulis

Menulis

PPOT level 2 di Sekolah Alfalah, Hari Terakhir


Memahami Seven Essential Life Skills

Seharusnya, hari terakhir PPOT level 2 jatuh pada Kamis (19/2). Namun, karena tanggal merah, jadinya hari ke-4 PPOT level 2 mundur sehari, yakni pada Jumat (20/2).

Di hari pamungkas, Pendiri sekaligus Direktur Sekolah Alfalah, Ciracas drg Wismiarti Tamin mengulas "Seven Essential Life Skills" karya Ellen Gallinsky. Tujuh skill itu meliputi:

1. Focus & Self Control
2. Perspective Taking
3. Communicating
4. Making Connections
5. Critical Thinking
6. Taking on Challenges
7. Self-Directed, Engaged Learning

Menurut Bu Wismi, tujuh kemampuan untuk menjalani hidup merupakan wujud nyata tujuh dari 10 kecerdasan yang dipopulerkan Gardner.

"Di Sekolah Alfalah, tujuh skill ini dibangun di diri anak melalui metode sentra. Setiap guru harus memahami tujuh skill dasar ini untuk kemudian mengajarkannya pada anak melalui beragam aktivitas bermain," papar Bu Wismi.

Bagi Anda yang ingin memahami detail Seven Essential Life Skills, bisa membaca bukunya dengan judul yang sama. Buku best seller ini dijadikan rujukan oleh banyak orangtua dan pendidik.

Selain mengulas tujuh skill, Bu Wismi membekali kami dengan pengetahuan seputar executive function (EF) yang terdapat di bagian tengah depan (prefrontal cortex) otak manusia.

EF adalah kemampuan mengelola atensi, emosi yang dimiliki manusia untuk mencapai tujuannya. EF melibatkan kemampuan sosial, emosi, dan intelektual secara bersama-sama.

"Kemampuan ini muncul di usia prasekolah dan belum matang sampai usia menjelang dewasa," jelas Bu Wismi.

Adapun alur kerja EF adalah sebagai berikut:

To assemble knowledge ---> To confront knowledge ---> To recombine knowledge ---> To synthesize knowledge

EF setiap manusia berbeda-beda. Tergantung kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Orang dengan EF yang baik mampu menjawab semua persoalan dengan mengkombinasikan informasi sekarang dan masa lalu.

"Di Alquran, kemampuan EF disebut ulil albab. Itulah sebabnya kita diperintahkan untuk berdoa agar diberi ilmu yang bermanfaat. Bukan sekadar punya ilmu, tapi mampu menggunakannya untuk menjalani kehidupan," jelas Bu Wismi.

Subhanallah, takjub hati ini mendengar pemaparan Bu Wismi. Ternyata ajaran Islam benar-benar ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Betapa banyak umat Islam yang berilmu, namun EF-nya kurang tajam. Alhasil, bukannya bermanfaat, tapi justru membuat masalah.

"Orang dengan EF yang tinggi bisa melakukan analisis, membuat rencana, merefleksi, dan mengevaluasi. Semua ilmu dan pengetahuannya digunakan untuk menjawab masalah yang dihadapi secara win-win, bukan win-loose," terang Bu Wismi.

Ciri lain orang dengan EF tinggi, menurut Bu Wismi, adalah bisa bahagia di setiap keadaan. Dia mampu menyikapi semua masalah dengan tepat tanpa mengeluh.

"Saat masih muda dia bahagia, saat sudah tua juga bahagia. Sebelum menikah dia bahagia, setelah menikah dia juga bahagia," ungkap Bu Wismi.

*****

Usai menerima materi dari Bu Wismi, seperti biasa, kami diminta melakukan observasi di TK dan Play Group. Kami mencatat aktivitas guru dan murid dalam membangun seven essential life skills.

Setelah observasi, kami mempresentasikan temuan di lapangan untuk didiskusikan secara berkelompok. Seperti pada hari sebelumnya, saya tergabung dalam kelompok yang dipandu dr. Retno, Koordinator Baby House Sekolah Alfalah.

Ada banyak hal yang kami pelajari dari wanita berkaca mata ini. Belasan tahun menjadi guru membuat dr. Retno sarat ilmu dan pengalaman. Meski demikian, beliau mengaku tak pernah berhenti menimba ilmu.

"Ada banyak buku dan jurnal ilmiah yang harus kami baca. Setelah itu, kami diskusikan bersama teman-teman. Dari sini, kita aplikasikan ilmu dan pengetahuan itu ke dalam metode sentra," papar dr. Retno.

Subhanallah, kagum hati ini menyaksikan pengabdian para guru di Sekolah Alfalah. Mereka benar-benar fokus memajukan pendidikan anak di Indonesia. Semoga semua orangtua dan guru terus belajar demi kesuksesan anak didik.

Usai diskusi kelompok, sesi terakhir ditutup tanya jawab oleh Bu Wismi. Alhamdulillah saya punya kesempatan untuk menyampaikan satu pertanyaan.

"Bu Wismi, biasanya orang yang punya EF sangat tinggi dianggap aneh oleh lingkungan di sekitarnya. Analisisnya yang tajam sering membuat kebanyakan orang tidak paham dengan visi-misinya. Bagaimana menyikapi situasi seperti itu?" tanya saya.

"Sekolah Alfalah sering dianggap aneh oleh sebagian orang. Tapi, kami membuka komunikasi agar tidak salah paham. Itulah mengapa kita perlu menguasai seven essential life skills. InsyaAllah dengan perspective taking dan communicating yang baik, kita bisa menyikapi keadaan itu," jawab Bu Wismi dengan tenang dan suara lembut.

Subhanallah, damai sekali saya mendengar jawaban itu. Ternyata, seven essential life skills benar-benar dibutuhkan untuk meraih sukses, termasuk menyikapi perlakuan orang-orang yang berbeda visi-misi.

Sebelum menutup PPOT level 2, Bu Wismi mengajak kami membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari sejak hari pertama.

Sekadar mengingatkan, hari pertama kami belajar 11 sistem tubuh manusia. Hari kedua kami belajar sistem kerja otak. Sedangkan hari ketiga kami belajar tujuan dan metode pendidikan.

Menurut Bu Wismi, membangun kecerdasan anak hanya bisa dilakukan jika orangtua dan guru mampu membaca anak dengan tepat, baik secara fisik maupun psikisnya. Dari sini, guru bisa memberikan yang terbaik bagi kemajuan anak didik sesuai tahapan perkembangannya.

"Orangtua dan guru harus banyak membaca. Sungguh aneh jika ada orangtua dan guru tidak suka baca," tutur Bu Wismi sembari meminta maaf lahir dan bathin.

Oh ya, sebelum berpisah, Bu Wismi mempersilakan saya untuk lanjut ke PPOT 3. Beliau berharap lebih banyak orangtua dan guru yang peduli dengan pendidikan anak. PPOT 3 membahas tahap perkembangan anak dari mulai di janin hingga usia 18 tahun.

Mendengar tawaran itu, tidak ada kata yang pantas saya ucapkan selain, "Alhamdulillah. InsyaAllah saya akan terus belajar selama diziinkan."

Terima kasih Bu Wismi. Semoga apa yang engkau menjadi jariyah ilmu dan bermanfaat bagi anak Indonesia. Aamiiin. PPOT 3 dibuka hari ini, Senin (23/2) dan berakhir Jumat (27/2).

Salam sukses untuk semua anak Indonesia

1 Response to "PPOT level 2 di Sekolah Alfalah, Hari Terakhir"

  1. Bagi yang peduli terhadap lingkungan sebaiknya menggunakan packaging makanan yang ramah lingkungan. Misalnya http://www.greenpack.co.id/

    ReplyDelete