Ironi Islam di Indonesia
Semua tahu Indonesia mayoritas penduduknya beragama Islam. Bahkan, Indonesia tercatat sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Tapi, apakah muslim di Indonesia benar-benar orang Islam? Atau hanya KTP-nya yang Islam?
Yang jelas, korupsi dilarang dalam Islam. Tapi, Indonesia terdaftar dalam negara paling korup di dunia.
Yang pasti, miras dan narkoba dilarang dalam Islam. Tapi, barang haram itu laris manis di Indonesia. Bahkan, banyak yang tewas karena overdosis dan oplosan (sampai ada lagunya he he he).
Yang pasti, bunga dilarang dalam Islam. Tapi, nyaris sebagian besar muslim masih terkait dengan bunga.
Yang pasti, zina diharamkan dalam Islam. Tapi, prostitusi masih marak, perkosaan tetap ada, pacaran jalan terus, hamil di luar nikah menunjukkan trend positif.
Yang pasti, Islam melarang pemeluknya bodoh. Tapi, sebagian besar orang Islam tetap saja mudah dikibulin sama media massa dan sales.
Yang pasti, Islam mewajibkan umatnya menutup aurat ketika di muka umum. Tapi, sebagian orang Islam justru "buka-bukaan" di depan khalayak.
Yang jelas, Islam melarang membunuh orang yang tidak bersalah. Tapi, masih saja ada bom bunuh diri.
Mengapa banyak ironi di Indonesia? Saya yakin sebagian Anda sudah tahu jawabannya. Yup, karena mayoritas orang Islam di negeri ini tidak memahami ajaran Islam.
Bagaimana mungkin bisa paham, kalau baca Kitab Suci tidak bisa? Bagaimana mungkin bisa paham jika salah memaknai tafsir Alquran?
Dikiranya Islam itu hanya sebatas sholat, dzikir, puasa, umroh, haji, ngaji, jihad. Padahal, Islam adalah jalan hidup. Artinya, selama masih hidup, jalannya harus Islam. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, semua sejalan dengan tata cara Islam.
Inilah konsekuensi pengakuan tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad SAW adalah utusan-Nya. Abu Lahab dan Abu Jahal sengaja tidak mau bersyahadat karena sejak awal, dari hati yang paling dalam, dia menolak ajaran Muhammad SAW. Dia sadar diri bahwa dia tidak bisa dan tidak mau, Islam menjadi jalan hidupnya, juga jalan hidup kaumnya.
Kesimpulannya, selama orang ber-KTP Islam tidak mempelajari Kitab dari Allah dan petunjuk pelaksanaan (sunnah) dari Rosulullah, ya tetap saja sederet ironi di atas terus terjadi di Indonesia.
0 Response to "Ironi Islam di Indonesia"
Post a Comment