Menulis

Menulis

Mengapa Kita Harus Terus Menulis?



Harimau mati meninggalkan belang.
Gajah mati meninggalkan gading.
Manusia mati meninggalkan...? (krik, krik, krik)

Jawaban pertanyaan ini bisa sangat beragam. Ada yang menjawab uang, rumah, mobil, perusahaan. Ada yang menjawab nama besar. Ada yang menjawab ilmu. Ada yang menjawab istri dan anak.

Ada yang menjawab utang. Bahkan ada yang tidak bisa menjawab karena memang tak punya apa-apa untuk ditinggalkan. (naudzubillahi min dzalik)

Kalau bagi saya pribadi, saya lebih senang menjawab ini dengan karya tulis. Ya, ilmu, pengetahuan, dan pengalaman yang tertuang dalam tulisan.

Mengapa? Karena dengan meninggalkan coretan, kita bisa tetap hidup, meski tak lagi bernapas.

Coretan apa Cak Gem?

Coretan apa saja, terutama tentang diri sendiri. Tentang hidup. Tentang jati diri. Tentang idealisme. Tentang cara pandang. Tentang mimpi. Tentang keresahan. Dan tentunya tentang solusi yang bisa kita berikan.

Sungguh beruntung kita yang hidup di zaman sekarang. Tanpa kertas dan tinta, kita bisa membuat coretan kapan saja dan di mana saja. Bahkan, kita tidak perlu mengirimnya ke media massa. Cukup post di media sosial, jutaan pasang mata bisa langsung menikmatinya.

Ada banyak manfaat menulis yang dipaparkan oleh media. Mulai dari pengusir stres, perekam jejak sejarah, obat anti-pikun, sedekah ilmu, media belajar, hingga jalan kreatif untuk mendulang rejeki.

Dalam coretan ini, saya tidak akan mengupas semua hal itu. Anda bisa mencarinya sendiri di Mbah Google. Cukup klik, Anda bisa tahu apa saja keuntungan menulis.

Di sini, saya hanya fokus pada manfaat menulis untuk keluarga, kerabat, sahabat, mantan pasangan, dan siapa saja yang kita cintai di muka bumi ini. Kebetulan topik yang ini masih jarang ada yang membahas.

Bagi Anda seorang ayah, akan sangat indah jika anak-anak mengenal Anda dari tulisan Anda sendiri. InsyaAllah dengan lebih mengenal Anda lewat tulisan, anak-anak bisa belajar tanpa Anda harus mengajarinya secara verbal.

Jika dalam bahasa sehari-hari, Anda kesulitan berkomunikasi dengan anak, lewat tulisan, InsyaAllah akan jauh lebih mudah.

Misal, Anda menulis tentang pengalaman pertama masuk dunia kerja. Anda kisahkan betapa Anda harus berjuang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

Dari sini, anak Anda bisa mendapat pelajaran yang berharga tentang arti perjuangan, tanpa Anda harus menjejalinya dengan nasihat-nasihat yang mungkin tidak tepat waktu.

Bagi Anda seorang Ibu, tulislah kisah perjuangan detik-detik Anda melahirkan. Betapa Anda harus menahan sakit bahkan bertaruh nyawa demi putra-putri tercinta.

Katakan kepada dunia bahwa Anda sangat menyayangi anak-anak, dan siap mati demi kebahagiaan mereka.

InsyaAllah, cerita itu akan membuat anak-anak memahami betapa kasih seorang Ibu tiada tanding, tiada banding. Mengalir hangat bagai sinar matahari, namun sejuk laksana angin pegunungan.

Bagi Anda seorang istri atau suami, Anda bisa menulis tentang mimpi-mimpi indah yang ingin dicapai bersama. Dengan tulisan itu, insyaAllah akan menambah kedekatan dan semangat untuk sama-sama meraihnya.

Bagi Anda seorang kakak, Anda bisa menginspirasi adik-adik dengan kisah-kisah masa lalu yang bisa menguatkan jalinan silaturahim.

Bagi Anda seorang anak, Anda bisa menuangkan rasa syukur Anda kepada orangtua yang telah membimbing, menemani, mendidik, membesarkan hingga Anda meraih sukses seperti sekarang.

Bagi Anda seorang sahabat, Anda bisa membangkitkan kembali kenangan-kenangan lucu, gokil, atau bahkan menyeramkan sebagai obat penghibur di kala susah.

Jangan lupa sertakan doa-doa dalam tulisan Anda. Karena itu adalah salah satu bukti betapa Anda mencintai mereka sepenuh hati.

Dengan tulisan yang jujur dan sederhana, insyaAllah Anda bisa membuat hati mereka bergetar, bahkan menitikkan air mata kebahagiaan.

Tak kenal maka tak sayang. Ya, ungkapan ini begitu dahsyat. Dengan menulis, insyaAllah Anda akan dikenal. Dari sini, Anda bisa disayang dan menyayangi.

Menulislah untuk anak-anak Anda, istri Anda, kakak Anda, adik Anda, Ibu Anda, ayah Anda, mertua Anda, ipar Anda, camer Anda, calon pasangan Anda, mantan Anda, kolega Anda, rekan bisnis Anda, murid Anda, sahabat Anda, dan siapa saja yang Anda cintai.

Mari tinggalkan jejak dengan coretan-coretan yang menginspirasi. Tidak harus tulisan yang diakui masyarakat luas. Cukup coretan yang membuat hati dan jiwa orang-orang terdekat kita merasakan kehadiran kita, kasih kita, perhatian kita, dan doa kita.

"Aku gak iso nulis Cak Gem. Piye carane?"

Tenang, ada Mbah Google. Cukup klik "belajar menulis", insyaAllah ada ribuan artikel yang siap mengantar Anda menjadi penulis yang baik.

Atau bisa juga Anda baca tulisan saya di wall berjudul "Tips Menulis Gak Jelas Ala Cak Gem". Di sana, saya paparkan rahasia menulis yang ciamik.

"Aku males belajar sendiri Cak Gem. Gak semangat. Bisa gak sampeyan yang ngajari? Bila perlu datang ke rumah. Aku mau lho sampeyan privat, ciyus."

Alhamdulillah, pertanyaan inilah yang saya tunggu dari tadi. Ini jawaban singkat saya untuk Anda.

"Wani pirooooooo?"

(he he he, guyon bro, guyon :)

Happy writing

Let our words inspire the world.

0 Response to "Mengapa Kita Harus Terus Menulis?"

Post a Comment