Menulis

Menulis

10 Cara Memberi Nyawa pada Tulisan


Senang sekali melihat teman-teman mulai berani, bahkan aktif menulis. Meski hanya sekadar coretan di FB, saya rasa itu hal yang sangat positif.

Banyak sekali manfaat menulis. Anda bisa menemukannya di Mbah Google. Salah satunya membuat orang makin pintar, dan pintar, dan pintar.

Bagi Anda yang malas menulis, ada baiknya stop status quo. Mulailah corat-coret tentang diri sendiri, kenangan, pengetahuan, pendapat, atau pengalaman pribadi.

Siapa tahu ada yang terhibur atau bahkan tercerahkan karena tulisan Anda. Bukankah itu jariyah ilmu Bro & Sist? Pahalanya besar lho, sampai mati pun masih terus dicatat :)

Okay, sekarang saya mau berbagi tips menulis gak jelas ala Cak Gem. Coretan ini sambungan dari tulisan saya beberapa waktu lalu.

Kalau sebelumnya saya kupas pentingnya membaca sebelum menulis, sekarang saya ulas cara memberi nyawa pada tulisan.

"Lho tulisan kok ada nyawanya Cak Gem? Kayak manusia aja."

Yup, mirip seperti manusia, tulisan memang bisa "hidup". Ciri-ciri tulisan ini adalah enak dibaca sehingga siapa saja ingin berlama-lama menikmatinya.

Tak mudah memberi nyawa pada tulisan. Bahkan, menurut saya, ini adalah skill yang paling sulit untuk dikuasai. Tidak semua penulis, termasuk wartawan, mampu meletakkan "ruh" pada karyanya.

Terbukti masih banyak yang curhat, "Cak Gem, aku sering baca tulisan. Judulnya bagus. Tapi, pas aku baca, baru 2-3 paragraf, aku dah males. Kayak hilang selera. Kenapa ya?"

Menurut penerawangan saya, hilangnya selera bukan salah pembaca, melainkan salah penulis.

Kenapa? Karena awalnya pembaca sudah tertarik menikmati tulisan itu. Ini artinya mereka siap menghatamkan deretan kalimat yang ada di depan mata. Namun, di tengah jalan, tulisan tersebut gagal mengikat selera (mood) pembacanya.

"Lha piye carane Cak Gem supaya coretan kita punya power hingga pembaca tak pernah bosan?"

Anda mau tahu? Atau mau tahu banget? Ciyusss? Kasih tau gak yaaaa? (guyonane pancet ae, he he :)

Ini dia 10 langkah menghidupkan tulisan ala Cak Gem.

1. Fokus
Kalau mau mbahas "A", ya "A" saja. Jangan mbahas B. Bingung nanti yang baca. Stay focus dengan apa yang mau kita tulis. Misal mau menulis keutamaan membaca Alquran. Ya udin, langsung ulas saja keutamaan tersebut. Jangan melebar pada hal-hal lainnya.

2. Rumus Panjang Pendek
Biar tulisan enak dibaca, luwes, dan gak kaku, kombinasikan kalimat panjang-pendek. Kalimat panjang terdiri lebih dari 5 kata, sedang kalimat pendek cuma dua atau bahkan satu kata.

3. Paragraf
Saya pribadi lebih senang satu paragraf isinya 2-3 kalimat. Terlalu panjang bikin mata pembaca sepet karena tak ada jeda untuk istirahat. Istilah orang Jawa, ngruwel.

4. Kosakata Populer
Gunakan kata-kata yang sedang trend, seperti Ciyus, Sotoy, Bingitz, dll. Aturan ini tentu tak bisa diterapkan untuk karya tulis resmi yang harus menggunakan EYD.

5. Relevan
Cocok dengan kebutuhan pembaca. Mengamati isu terkini atau membaca status FB termasuk bagian dari menemukan relevansi.

6. Imajinatif
Khayalan membuat pembaca ikut terbawa. Misal ketika kita ingin menggambarkan tabiat manusia yang curang. Kita bisa menulisnya dengan: Dia bagaikan seekor kelinci pakai topi yang mencuri Chiki di malam hari saat penghuni sedang bermimpi.

7. Original Style
Buat coretan sesuai karakter Anda. Kalau saya orangnya suka ndobos, guyon, tapi kadang serius. Jika saya niru style Dahlan Iskan atau Goenawan Mohammad, pasti hasilnya jelek.

8. Bermanfaat
Agar berkesan, tulisan harus ada nilai plusnya. Apakah untuk menghibur atau memang penuh inspirasi dan motivasi.

9. Empati
Menyelami psikologi (perasaan) pembaca adalah teknik jitu agar tulisan bisa menusuk kalbu. Sering bergaul dengan banyak orang dari berbagai latar belakang bisa menguatkan empati.

10. Anti-kaku
Saya pribadi kurang senang dengan tulisan yang kaku dan banyak aturan. Kesannya berat, ribet, dan membosankan. Saya lebih senang mengalir sebagaimana bertutur dengan sahabat atau kekasih :)

Semoga tips ini ada manfaatnya. Jangan lupa: "practise makes perfect". Seperti belajar sepeda waktu balita, makin sering menulis, makin mahir kita merangkai kata-kata.

Let our words inspire the world

Salam literasi Indonesia :)

0 Response to "10 Cara Memberi Nyawa pada Tulisan"

Post a Comment