Coba lempar batu ke atas. Apa yang terjadi? Yup, ketika sampai di "puncak", bola akan meluncur ke bawah. Kata ilmuwan, itu akibat gravitasi.
Coba panaskan air di atas kompor. Apa yang terjadi? Yup, air lama kelamaan akan panas, mendidih, dan menguap.
Inilah dua dari triliunan hukum alam (hukum Allah yang ada di alam). Dalam Islam, hukum ini disebut sunnatullah (ketetapan yang dibuat Allah).
Allah menjadikan jagat raya dengan keseimbangan yang sempurna. Artinya, satu sama lain saling terkait. Jika diganggu (dilawan), keseimbangan akan rusak.
Pernah dengar orang tewas karena melompat dari lantai 10? Ya, orang itu jadi korban gravitasi.
Pernah dengar Jakarta terendam banjir? Ya, kota megapolitan ini jadi korban rusaknya resapan dan jalur air.
Pernah dengar perkawinan sesama jenis (LGBT)? Anda pasti tahu bagaimana dampaknya kelak.
Pendiri sekaligus Direktur Sekolah Alfalah, Ciracas, Jaktim, drg. Wismiarti Tamin (Bu Wismi) menyebut, hukum alam ada dua macam, yaitu konkret dan abstrak.
Konkret adalah hukum yang kasat mata seperti api panas, es dingin, resonansi, gravitasi, dll. Sementara hukum abstrak adalah yang tidak terlihat seperti dosa, pahala, rahmat, berkah, dll.
"Alquran adalah Kitab yang mengulas secara sempurna hukum alam semesta, baik yang konkret maupun yang abstrak," ulas Bu Wismi.
Hukum alam konkret meliputi proses turunnya hujan, pergantian siang-malam, tumbuhnya aneka jenis pohon, proses penciptaan manusia, lintasan tata surya, dll.
Hukum alam abstrak meliputi orang baik dibalas baik, orang jahat dibalas jahat, orang menolong akan ditolong, orang memberi akan diberi, dsb.
"Allah berjanji akan mengganti dengan yang lebih banyak setiap sedekah yang kita keluarkan. Orang yang ragu-ragu atau tidak percaya dalil ini berarti 'ilmu matematikanya' masih bilangan (bagi, kurang, tambah, kali). Kalau sudah bisa 'integral', pasti paham hitung-hitungan Allah," papar Bu Wismi.
Agar selamat, sukses, bahagia dunia-akhirat, Bu Wismi mengajak kaum muslimin untuk mengenal, membaca, mempelajari, dan memahami sunnatullah.
"Alam ini punya pola. Tugas kita untuk iqro. InsyaAllah kita akan bahagia dunia akhirat," tutur Bu Wismi.
Hmmm, dalam sekali ajakan Bu Wismi. Mendengar itu saya jadi ingat kisah Nabi Muhammad SAW yang menangis semalaman setelah membaca surat Ali Imron 190-191.
Berikut ringkasan kisah Nabi Muhammad SAW yang bercucuran air mata karena membaca dua ayat ini seperti termaktub dalam HR. Ibnu Hibban (2/386).
----------------
Dikisahkan oleh Aisyah binti Abu Bakar, malam itu Rasulullah berada di rumahnya. Singkat cerita, Nabi melaksanakan sholat tahajud dengan bacaan yang sangat panjang.
Dalam shalatnya, Nabi menangis hingga Aisyah melihat tetesan air mata suaminya. Nabi terus menangis dalam keadaan berdiri, duduk, hingga memanjatkan doa.
Selesai bermunajat, Nabi membaringkan tubuhnya sembari menunggu sholat shubuh. Masih seperti sebelumnya, air mata Nabi terus menetes.
Masuk waktu Subuh, Bilal bin Rabah mengumandangkan adzan. Setelah itu Bilal menjemput Nabi di rumah Aisyah RA.
“Shalat, ya Rasulullah,” sapa Bilal.
Sahabat Nabi berkulit hitam ini terkejut mendapati kedua mata Nabi bercucuran air mata. Dia pun langsung bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa Engkau meneteskan air mata? Padahal Allah telah mengampuni semua dosa yang telah dan belum Engkau kerjakan?”
“Wahai Bilal, tidak bolekah aku menjadi hamba yang bersyukur?” jawab Nabi.
Sejurus kemudian Nabi berkata, “Bagaimana aku tidak menangis? Malam ini Allah Ta’ala menurunkan ayat ini kepadaku:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ (190)الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ(191
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS: Ali Imran 190-191)
Setelah itu, Nabi bersabda, “Celakalah bagi orang yang membaca ayat-ayat ini, lalu ia tidak memikirkan apa yang terkandung di dalamnya.”
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang bersyukur dan selamat dari api neraka. Aamiiin YRA.
0 Response to "Dahsyatnya Membaca Pola Alam Semesta"
Post a Comment