Menulis

Menulis

Secuil Hikmah Observasi di Sekolah Alfalah

Apa yang dilakukan orangtua saat melihat anak balitanya menumpahkan minuman di meja? Bisa jadi kesal, atau bahkan marah ya? Apalagi, jika taplak meja baru saja diganti dan lantai rumah selesai dipel.

"Dasar anak gak bermutu (plak)."

Bagi orangtua penyabar, mereka mungkin membersihkan tumpahan itu tanpa emosi berlebihan. Mereka dengan legowo membereskan tumpahan tersebut.

"Santai Nak, biar Mama atau Bi Inem yang beresin."

Ada juga orangtua yang mengajak anaknya membersihkan bersama-sama tumpahan itu.

"Ayo sayang, kita bersihkan sama-sama."

Menurut Pendiri sekaligus Direktur Sekolah Alfalah, Cipayung, Jaktim, drg. Wismiarti Tamin (Bu Wismi), anak balita yang menumpahkan minuman adalah momen emas untuk belajar. Jadi, jangan panik, apalagi marah-marah. Tetap tenang dan pandang mata anak dengan senyuman. Kepanikan orangtua justru mengajarkan anak gampang panik. Stay cool, keep calm, and smile ;)

Tak ada yang salah dengan perbuatan anak. Mereka hanya tak sengaja menumpahkan air. Atau memang mereka belum tahu cara memperlakukan air di gelas. Bisa juga, otot-otot mereka masih lemah sehingga kurang kuat saat memegang gelas.

"Anak jangan langsung diajak membersihkan tumpahan air. Ajak dia berdiskusi tentang sains," tutur Bu Wismi.

Tanyakan, "Apa yang terjadi?"

Jika anak menjawab, "Airnya tumpah."

Sambut dengan ucapan, "Tumpah ke mana?"

"Ke lantai," jawab Anak.

"Ya, air jatuh dari atas ke bawah. Itu karena gravitasi. Semua air di bumi mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah," terang Anda.

Masih banyak yang bisa dibahas antara ibu dan anak tentang air. Misal, semua mahkluk hidup butuh air. Kehidupan akan punah tanpa air. Kita harus hemat air, dll.

Setelah berdiskusi, ajari anak tanggung jawab. Katakan, "Apakah aman membiarkan air tercecer di lantai?"

"Tidak," jawab anak.

"Lalu apa yang bisa kita lakukan?" tanya Anda.

"Dibersihkan," jawab Anak.

"Ya, benar. Silakan membersihkan," timpal Anda sembari tersenyum.

Sebisa mungkin, jangan bantu anak membersihkan tumpahan air, kecuali jika dia meminta bantuan. Biarkan dia melakukan apa yang harus dia lakukan. Jika Anda terbiasa melayani, bisa jadi anak kelak kurang inisiatif dan tak mandiri. Kebayang kan repotnya punya anak yang miskin inisiatif dan tak mandiri?

-------

Informasi di atas adalah secuil ilmu yang disampaikan Bu Wismi di hadapan 22 guru dan orangtua yang observasi di Sekolah Alfalah, Jumat (29/1). Mereka datang dari berbagai daerah seperti Padang, Bandung, Purwakarta, dan Semarang.

Para guru dan orangtua menyaksikan langsung sistem pembelajaran di Sekolah Alfalah dari pukul 07.00 WIB - 14.00 WIB. Setelah itu, mereka berdiskusi dengan guru kemudian tanya jawab dengan Bu Wismi.

Anda tertarik ingin observasi ke Sekolah Alfalah? Silakan hubungi sahabat saya, Bu Ellin di 0813-1032-1159. Jika beruntung, Anda bisa ketemu saya di Alfalah :D qiqiqi... gak nyambung.

0 Response to "Secuil Hikmah Observasi di Sekolah Alfalah"

Post a Comment